Amerika Serikat Beri Sinyal Perang Dagang Ke Jepang

Status
Not open for further replies.

HOPTION

New Member
Setelah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang dagang dengan China, kini Amerika Serikat (AS) kembali beri sinyal untuk memulai perang dagang dengan Jepang.

Pada hari Selasa (17/4) kemarin, Presiden Donald Trump dan Perdana Menteri Shinzo Abe telah melakukan pertemuandi Resor Ma-a-Lago, dan membicarakan mengenai perdagangan dan isu-isu utama lainnya.

Setiap tahun, transaksi perdagangan antara AS dan Jepang tercatat sebesar US$ 200 miliar. Angka tersebut membuktikan adanya hubungan yang “vital” antara ekonomi kedua negara.

Namun, Trump ingin merombak kerja sama perdagangan antara AS dan Jepang, tetapi Abe tidak begitu tertarik akan perombakan kerja sama perdagangan tersebut.

Jepang merupakan mitra dagang terbesar keempat AS dan sekutu militer utama di Asia. Akan tetapi, Trump tidak senang dengan kondisi perdagangan kedua negara yang dia anggap tidak adil dan tak terbuka. “Jepang memukul kami,” kata Trump.

Jepang mengekspor lebih banyak barang dibanding mengimpor ke AS, dan menciptakan surplus perdagangan hampir US$ 70 miliar pada akhir tahun 2017. Negara-negara yang mengalami surplus perdagangan dengan nilai yang besar dengan AS seringkali menjadi target kemarahan Trump.

“AS akan membuat kesepakatan dengan Jepang yang ‘telah memukul kami dengan keras’ dalam perdagangan selama bertahun-tahun,” ciut Trump dalam akun Twitter resminya.

Pernyataan tersebut menjadi bukti bahwa pemerintah AS sangat menginginkan adanya pembicaraan tentang kesepakatan perdagangan bebas yang akan memberi peluang lebih baik bagi perusahaan-perusahaan AS di Jepang, sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia.

Di sisi lain, pemerintah Jepang menegaskan pihaknya tak terburu-buru untuk mendaftar dalam negosiasi bilateral dengan Gedung Putih. Sebelumnya, Jepang diketahui kecewa dengan keputusan Trump yang menarik diri dari kesepakatan Trans Pasific Partnership (TPP) pada tahun lalu.

“Ketika dua negara bernegosiasi, maka negara yang lebih kuat semakin kuat,” kata Menteri Keuangan Jepang Taro Aso.

Aso memperkirakan bahwa kesepakatan perdagangan bilateral antara AS dan Jepang akan menyebabkan ‘rasa sakit yang tak perlu’ bagi Jepang.

Menurut para ahli, Jepang tidak berniat untuk merombak kesepakatan perdagangan dengan AS, karena Negeri Matahari Terbit itu ingin melindungi industri penting seperti pertanian dari kompetisi asing. Berdasarkan aturan saat ini, impor pertanian ke Jepang menghadapi tarif yang signifikan.

Kemitraan TPP dianggap akan membantu menurunkan hambatan ekspor bagi para petani AS.

Di sisi lain, di bawah tekanan dari anggota parlemen dan gubernur dari negara-negara bagian pertanian pekan lalu, Trump meminta penasihat ekonominya untuk mengkaji kembali kesepakatan TPP.

Para ahli mengatakan bahwa pemerintah AS akan menghadapi rintangan besar untuk mencoba masuk kembali ke pakta perdagangan bebas tersebut, sementara Jepang dan negara anggota lain perlu menanggapi usulan kesepakatan AS dengan hati-hati.

Gagasan untuk kembali mengkaji kesepakatan TPP akan menjadi ‘senjata’ AS untuk menekan Jepang dalam pertemuan bilateral.

“AS juga menggunakan ancaman bea masuk tambahan sebagai alat negosiasi untuk memaksa Jepang menandatangani perjanjian perdagangan bebas bilateral,” kata Ekonom Senior Jepang di perusahaan riset Capital Economics, Marcel Thieliant.

Salah satu kebijakan Trump yang dapat menimbulkan ‘cidera’ pada ekonomi Jepang adalah hambatan bagi produsen mobil Jepang untuk mengekspor ke AS. Namun, hal itu tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap Jepang, karena perusahaan mobil raksasa Jepang memiliki pabrik-pabrik besar AS, dan mereka telah meningkatkan investasi selama beberapa dekade lalu.


Sumber : Inforexnews
 
Status
Not open for further replies.
Loading...

Thread Terbaru

Post Terbaru

Top