HOPTION
New Member
Google mengumumkan bahwa pihaknya akan memperbolehkan kembali iklan-iklan berbau Bitcoin dan cryptocurrency untuk tampil di dalam platform miliknya. Walau begitu, tidak semua kepentingan komersial terkait mata uang virtual tersebut diperbolehkan mejeng oleh perusahaan teknologi pimpinan Sundar Pichai itu.
Sebagaimana tercantum dalam laman resminya, mereka menyatakan bahwa peraturan mengenai Google Ads terhadap produk dan layanan finansial hanya akan lebih lunak kepada platform pertukaran cryptocurrency tertentu. Lebih spesifik, hanya penyedia layanan yang sudah diregulasi diperbolehkan untuk memasang iklan.
Lebih jauh lagi, peraturan ini juga masih berlaku hanya di Amerika Serikat dan Jepang. Raksasa teknologi bentukan Larry Page dan Sergey Brin ini menyebut jika pembaruan kebijakan ini akan mulai diterapkan pada Oktober mendatang.
Nantinya, para pengiklan harus melalui proses sertifikasi terlebih dahulu oleh Google untuk menentukan negara mana yang menjadi tujuan iklannya. Pengajuan sertifikasi juga akan dibuka pada bulan depan begitu kebijakan baru ini berlaku.
Meski saat ini masih terbatas di dua negara, Google juga berencana untuk memperluasnya secara global, dengan waktu yang belum ditentukan. Hal ini membuat kebijakan larangan terhadap iklan berbau Bitcoin dan cryptocurrency lainnya hanya bertahan sebentar.
Pada Maret lalu, mereka sempat mengumumkan bahwa pihaknya akan melarang iklan-iklan tersebut untuk mejeng di platform miliknya. Kebijakan itu pun baru dijalankan pada Juni.
Sejauh ini, sejumlah perusahaan teknologi besar lainnya seperti Microsoft dan Twitter masih memberlakukan aturan mengenai pemblokiran iklan Bitcoin Cs. Menarik untuk ditunggu apakah mereka akan melunak seperti Google atau tidak.
Sekadar informasi, saat ini harga Bitcoin (BTC) berada di kisaran USD 6.400, atau sekitar Rp 96 jutaan. Sedangkan nilai Ethereum (ETH), Ripple (XRP), dan Bitcoin Cash (BCH) masing-masing saat ini terpantau di kisaran USD 210 (Rp 3 jutaan), USD 0,5 (Rp 7.000), dan USD 500 (Rp 7 jutaan).
Dilansir oleh detik.com
Sebagaimana tercantum dalam laman resminya, mereka menyatakan bahwa peraturan mengenai Google Ads terhadap produk dan layanan finansial hanya akan lebih lunak kepada platform pertukaran cryptocurrency tertentu. Lebih spesifik, hanya penyedia layanan yang sudah diregulasi diperbolehkan untuk memasang iklan.
Lebih jauh lagi, peraturan ini juga masih berlaku hanya di Amerika Serikat dan Jepang. Raksasa teknologi bentukan Larry Page dan Sergey Brin ini menyebut jika pembaruan kebijakan ini akan mulai diterapkan pada Oktober mendatang.
Nantinya, para pengiklan harus melalui proses sertifikasi terlebih dahulu oleh Google untuk menentukan negara mana yang menjadi tujuan iklannya. Pengajuan sertifikasi juga akan dibuka pada bulan depan begitu kebijakan baru ini berlaku.
Meski saat ini masih terbatas di dua negara, Google juga berencana untuk memperluasnya secara global, dengan waktu yang belum ditentukan. Hal ini membuat kebijakan larangan terhadap iklan berbau Bitcoin dan cryptocurrency lainnya hanya bertahan sebentar.
Pada Maret lalu, mereka sempat mengumumkan bahwa pihaknya akan melarang iklan-iklan tersebut untuk mejeng di platform miliknya. Kebijakan itu pun baru dijalankan pada Juni.
Sejauh ini, sejumlah perusahaan teknologi besar lainnya seperti Microsoft dan Twitter masih memberlakukan aturan mengenai pemblokiran iklan Bitcoin Cs. Menarik untuk ditunggu apakah mereka akan melunak seperti Google atau tidak.
Sekadar informasi, saat ini harga Bitcoin (BTC) berada di kisaran USD 6.400, atau sekitar Rp 96 jutaan. Sedangkan nilai Ethereum (ETH), Ripple (XRP), dan Bitcoin Cash (BCH) masing-masing saat ini terpantau di kisaran USD 210 (Rp 3 jutaan), USD 0,5 (Rp 7.000), dan USD 500 (Rp 7 jutaan).
Dilansir oleh detik.com
