5 Alasan Mengapa Terlalu Baik Hati Bukan Prioritas Di Tempat Kerja

Status
Not open for further replies.

Samuel Samuel93

New Member
Menjadi seorang yang profesional di lingkungan kerja sangatlah penting. Sebab profesinalitas dapat membantu Anda agar lebih dianggap dan dijadikan aset oleh atasan. Tentu standar profesionalitas di setiap perusahaan berbeda-beda, tergantung ruang lingkupnya.

Lalu, apakah profesionalitas berarti bersikap egois? Atau, apakah profesionalitas itu berarti Anda harus baik dengan kolega kerja?

Walaupun batas profesionalitas seseorang beragam, hal yang pasti dianggap tidak profesional adalah ketika Anda berperilaku buruk terhadap rekan kerja, seperti mencuri ide mereka, tidak menghormati rekan kerja, tidak bisa bekerjasama, bekerja berdasarkan emosi, bahkan menfitnah, dan masih banyak lagi.

Pada lingkungan kerja, berperilaku baik sama halnya menjaga profesionalisme seseorang. Dengan berperilaku baik, maka pekerjaan dilakukan secara profesional kendati ada ketidakcocokan dengan pendapat dari rekan kerja maupun atasan alias si bos.

Tapi bukan berarti saking terlalu baiknya, akhirnya kita membiarkan kolega melakukan kesalahan yang merugikan perusahaan. Bukan, bukan seperti itu! Berlakulah profesional. Sebab bersikap terlalu baik yang tidak berdasarkan profesionalisme, yakni hanya karena merasa tidak enak hati dengan kolega, bukanlah prioritas di lingkungan kerja. Ini alasannya:

Anda Bingung Cari Produk Kredit Multi Guna Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk KMG Terbaik!

1. Terlalu Baik hingga Tak Sadar Dimanfaatkan Orang Lain

          Ilustrasi pembohong

Menjadi bermanfaat bagi orang lain memang baik, asalkan tetap pada batas yang wajar dan tidak merugikan diri sendiri atau perusahaan tempat kita bekerja.

Ada perbedaan antara baik dan terlalu baik. Bersikap baik adalah ketika Anda memiliki gaya interpersonal yang baik, dimana Anda mengerti batasan perilaku mana yang dapat diterima dan mana yang tidak.

Sedangkan bersikap terlalu baik adalah sisi kebalikannya. Individu yang terlalu baik bisa saja hanya akan selalu menyenangkan orang lain agar terlihat baik.

Nah, untuk individu yang baik saja, mereka akan lebih nyaman dengan diri mereka dan tidak terlalu peduli dengan bagaimana orang lain melihatnya.

Sementara itu, orang yang terlalu baik biasanya juga memiliki hati yang rapuh, tidak tega dan tidak enak hati, yang cenderung mudah dimanfaatkan oleh orang lain karena terlihat lemah.

Baca Juga: Ini Dia Tren Bekerja di Kantor Modern

2. Dunia Kerja adalah Tempat Berkarya dan Bersaing secara Sehat

Keluarkan ide-ide cemerlang Anda untuk meniti karir di tempat kerja

Kenyataanya, dunia kerja adalah dunia dimana Anda akan selalu berkarya dan menampilkan hasil terbaik. Bersaing secara sehat sesuai dengan bidang masing-masing demi kemajuan perusahaan tempat bekerja dan meniti karir sangatlah diperlukan.

Logikanya, satu atasan memiliki sekitar beberapa jajaran di bawahnya. Dan masing-masing pegawai, satu sama lain akan bersaing mendapatkan posisi di atas. Dan sesama atasan juga akan bersaing untuk mendapatkan posisi manajemen yang lebih tinggi lagi.

Nah, terlalu baik hati hanya dengan mencoba menarik perhatian atasan tidak akan membantu Anda untuk bisa mencapai persaingan di dunia kerja, jika Anda tidak bekerja secara profesional. Selain itu Anda tidak memberikan dorongan yang lebih kuat pada sekitar, serta memanfaatkan segala kesempatan dengan baik secara transparan. Maka, Anda hanya akan menyadari bahwa semakin lama akan semakin frustasi dan kehilangan arah.

Sehingga Anda harus bisa membedakan antara bersikap profesional dan bersikap baik hati. Terkadang antara profesional dan bersikap baik hati menjadi rancu, dimana membiarkan atau pura-pura tidak tahu saat melihat ada suatu yang salah dan berdampak buruk pada perusahaan. Maka, ini sebenarnya bukanlah sikap yang baik, tapi tidak profesional.

3. Fokus pada Tanggung Jawab Masing-masing

Jadilah orang yang mampu bertanggung jawab dengan baik

Sebuah perusahaan pasti memiliki struktur kerja yang jelas bagi karyawannya, dan pembagian tanggungjawab yang seimbang. Masing-masing karyawan akan diberikan tugasnya sendiri-sendiri. Berperilaku terlalu baik hati dengan mengerjakan tanggungjawab rekan kerja lainnya adalah hal bodoh dan bisa dibilang hanya sia-sia belaka.

Sementara, pada akhirnya Anda sendiri yang dirugikan karena tidak mampu menyelesaikan tugas yang sudah diberikan dan menjadi tanggungjawab yang harus dipenuhi. Hal ini akan membuat Anda disalahartikan dan membuat Anda lebih mudah disepelekan.

4. Membangun Reputasi itu Berdasarkan Kompetensi

Membangun reputasi berdasarkan kompetensi untuk menjaga integritas

Jika Anda berperilaku baik hati hanya demi membangun reputasi positif tapi semu, maka usaha Anda hanya akan sia-sia saja. Reputasi positif terbentuk karena Anda mahir melakukan apa yang menjadi tugas Anda, memiliki kapabilitas dan ilmu yang membuat Anda kompeten pada bidangnya.

Terlalu baik hati hanya karena Anda merasa tidak percaya diri bukanlah solusi. Anda hanya akan terus menerus mencari jati diri dan pengakuan orang lain. Anda mungkin takut akan dicap buruk oleh orang lain. Tapi ingatlah, bahwa reputasi dibangun berdasarkan kualitas Anda.

Baca Juga: Setelah Menikah Tidak Bekerja: Wanita Harus Tahu Soal Pajak ini!

5. Berperilaku Semestinya itu Penting

Berperilakulah baik dan sebagaimana mestinya

Tidak bersikap terlalu baik bukan berarti Anda berperilaku buruk. Tidak terlalu baik adalah ketika Anda mampu merebut kesempatan yang ada tanpa membiarkan peluang yang bisa Anda peroleh menjadi sia-sia padahal Anda mampu.

Jangan sampai orang menyalahartikan kemampuan Anda. Usahakan untuk selalu jelas dalam mengungkapkan maksud Anda dan pilihkan cara komunikasi yang tepat dan topik yang sesuai agar Anda tak terlihat aneh.

Anda juga bisa belajar memahami orang yang berbeda pendapat dengan Anda di lingkungan kerja dengan cara mengerti situasi dari sudut pandang orang lain serta mengubah cara penyampaian opini secara tepat pula. Maka Anda akan dipandang dan dihargai dengan memberikan solusi yang lebih baik ketimbang hanya sebuah kritikan, bukan?

Jadilah Pribadi yang Baik, Bukan Terlalu Baik yang Tak Berdasarkan Profesionalitas
Segala hal yang berlebihan tidaklah berdampak positif pada akhirnya. Tapi yang terpenting adalah menjadi diri sendiri. Tidak ada ruginya untuk tetap dan terus bersikap baik kepada semua orang di lingkungan kerja, dengan menjaga profesionalisme. Karena bersikap baik adalah dasar menjalin hubungan positif kepada rekan kerja maupun atasan.

Menjadi pribadi yang baik hati bukanlah suatu kesalahan dan tidak harus diubah hanya karena mengejar persaingan di dunia kerja. Namun, membiarkan sesuatu hal yang negatif dan dapat merugikan semua pihak maupun perusahaan hanya karena terlalu baik hati bukanlah sikap yang bijak.

Dengan tetap menjaga profesionalitas, menjadi seseorang yang berkepribadian baik bukanlah sesuatu yang negatif. Anda akan tetap memiliki peluang untuk berkarya dengan lebih baik di tempat kerja Anda dan biarlah si bos yang menilainya. Tetaplah jadi pribadi yang baik dan bekerjalah secara profesional!

sumber: https://www.cermati.com/artikel/5-alasan-mengapa-terlalu-baik-hati-bukan-prioritas-di-tempat-kerja
 

kemilau

New Member
Jadilah Pribadi yang Baik
Segala hal yang berlebihan tidaklah berdampak positif pada akhirnya. Tapi yang terpenting adalah menjadi diri sendiri. Tidak ada ruginya untuk tetap dan terus bersikap baik kepada semua orang di lingkungan kerja, dengan menjaga profesionalisme. Karena bersikap baik adalah dasar menjalin hubungan positif kepada rekan kerja maupun atasan.

Dengan tetap menjaga profesionalitas, menjadi seseorang yang berkepribadian baik bukanlah sesuatu yang negatif. Anda akan tetap memiliki peluang untuk berkarya dengan lebih baik di tempat kerja Anda dan biarlah si bos yang menilainya. Tetaplah jadi pribadi yang baik dan bekerjalah secara profesional!
Nah, kalo sy lebih suka kalo lebih ringkas seperti ini jadi tidak berlebihan, straight to the point
 
Status
Not open for further replies.
Loading...

Thread Terbaru

Post Terbaru

Top