Digitalbanget
New Member
Di dunia penyewaan gedung sendiri terdapat dua istilah yang cukup familiar dalam kalangan pebisnis yaitu virtual office atau kantor virtual. Secara fisik, virtual office memang tidak ditempati. Tapi alamat, nomor kontak, atau call center-nya disewa oleh perusahaan yang beroperasi secara online.
Tujuannya agar perusahaan tersebut memiliki alamat yang jelas dan terlihat secara fisik. Menarik bukan? Keberadaan alamat secara fisik memang penting bagi sebuah badan usaha. Hal ini biasanya terkait dengan pengurusan izin atau perkara kredibilitas di mata konsumen dan klien. Tidak heran jika biasanya virtual office banyak berdiri di kawasan bisnis yang terkenal dan strategis.
Kerennya, penggunaan virtual office juga dapat memangkas biaya-biaya operasional seperti pengadaan tenaga kebersihan, sewa gedung, hingga pembayaran listrik, internet, maupun telepon. Meskipun kelihatannya efisien, tidak semua jenis usaha cocok menggunakan kantor semacam ini.
Apakah Virtual Office Cocok untuk Segala Bisnis?
Beberapa peraturan pemerintah ada yang menyebutkan jenis-jenis usaha apa saja yang cocok menggunakan kantor virtual dan apa yang tidak. Hal ini terkait dengan tanggung jawab pemerintah terhadap konsumen untuk mengantisipasi upaya penipuan atau perbuatan-perbuatan tidak bertanggung jawab lainnya.
Di antara perusahaan yang dianggap tidak tepat jika menggunakan kantor virtual adalah:
1. E-Commerce
Karena kaitannya dengan jual beli, keberadaan kantor fisik dan nomor kontak yang nyata merupakan sebuah keharusan bagi perusahaan yang bergerak di bidang E-Commerce.
2. Lembaga Keuangan
Karena melibatkan pengelolaan uang yang bersumber dari banyak orang, menggunakan virtual office tidak cocok untuk lembaga keuangan atau perusahaan yang terkait dengan hal ini seperti asuransi dan leasing.
3. Agen Properti atau Konstruksi
Karena membutuhkan modal besar dan tempat yang luas, perusahaan properti dan konstruksi tidak cocok menggunakan kantor virtual. Tidak hanya itu, biasanya perusahaan tersebut memiliki karyawan banyak dan alat berat, sehingga penggunaan virtual office malah cenderung tidak efektif dan sesuai.
Itulah beberapa perusahaan yang dianggap pemerintah tidak cocok menggunakan kantor virtual.
Hal ini tidak hanya terkait dengan kebutuhan atau kredibitas di mata konsumen, tetapi juga izin yang dikeluarkan pemerintah. Beberapa perusahaan membutuhkan izin yang mengharuskan adanya survei ke gedung atau bangunan tempat badan usaha tersebut beroperasi.
Nah, setelah membahas perusahaan yang tidak cocok menggunakan virtual office selanjutnya mari kita bahas tentang jenis-jenis usaha yang cocok menggunakan kantor semacam ini.
Berikut ulasannya!
1. Startup
Perusahaan yang beroperasi secara online (startup) biasanya hanya memiliki 2 hingga 5 orang karyawan. Jumlah karyawan yang tidak terlalu banyak ini tentu saja akan sia-sia jika harus menempati kantor fisik karena mereka terbiasa bekerja secara remote. Untuk memangkas biaya operasional, penggunaan kantor virtual sangat disarankan bagi startup terutama yang baru merintis.
2. Jasa penerjemah atau penulis artikel
Sama halnya seperti startup, kebanyakan penerjemah atau penulis artikel online lebih sering bekerja secara remote. Keberadaan kantor fisik tidak terlalu dibutuhkan bidang ini karena negosiasi dengan klien pun biasanya dilakukan lewat internet. Agar tidak ada biaya yang sia-sia, penggunaan kantor virtual merupakan hal yang tepat bagi perusahaan di bidang ini.
3. Jasa konsultasi keuangan
Sama halnya dengan perusahaan jasa penerjemah, penyedia jasa konsultasi juga tidak membutuhkan kantor fisik untuk melayani klien mereka. Inilah mengapa kebanyakan perusahaan semacam ini lebih tertarik menyewa virtual office daripada kantor konvensional.
Jadi, apakah jenis usaha yang sedang dijalani cocok menggunakan virtual office? Semoga informasi di atas bisa menjadi referensi untuk menentukan efektif tidaknya menyewanya kantor virtual.
Sumber: Legalo Virtual Office