Bagaimana Organisasi Senjata Api Terlibat Dalam Intervensi Pemilu Amerika Oleh Rusia

Status
Not open for further replies.

politik

New Member
Organisasi bernama NRA, kelompok konservatif yang sangat berpengaruh di Amerika, diduga terlibat dalam intervensi pemilu AS oleh Rusia, setelah aktivis penggalang dananya ketahuan mengirimkan surel kepada seorang penasihat untuk Kampanye Kepresidenan Donald Trump, dengan pokok surat yang sangat halus berjudul Koneksi Kremlin.

Oleh: Michelle Goldberg (The New York Times)

Pada Mei 2016, Paul Erickson, seorang aktivis yang menggalang dana untuk Asosiasi Senapan Nasional— National Rifle Association (NRA), mengirimkan surel kepada Rick Dearborn, seorang penasihat untuk Kampanye Kepresidenan Donald Trump, dengan pokok surat yang sangat halus berjudul Koneksi Kremlin.



Seperti yang dilaporkan The New York Times Desember lalu, Erickson menulis bahwa Rusia “diam-diam aktif mencari cara untuk berdialog dengan Amerika Serikat (AS)” dan berencana memanfaatkan kovensi tahunan NRA di Lousville, Kentucky yang diadakan bulan itu untuk membuat “kontak pertama” dengan pelaku kampanye Trump. Pada konvensi tersebut, Donald Trump Jr. bertemu dengan Aleksandr Torshin, sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, Seorang mafia ternama dan Wakil Gubernur dari Russian Central Bank.

Inilah salah satu episode yang mudah dilupakan di tengah-tengah gelontoran bukti yang menghubungkan administrasi Trump dan Rusia. Namun kemudian signifikansi baru muncul dikarenakan terbitnya artikel baru yang menarik dan berpotensi menjadi viral yang diterbitkan oleh McClathy pada hari Kamis dengan tajuk “FBI melakukan interogasi terkait kemungkinan Dana Rusia yang disalurkan ke NRA untuk membantu kampanye Trump.”

Kita mengetahui banyaknya komunikasi rahasia yang dilakukan oleh anggota kampanye Trump dengan Rusia, beserta tawaran-tawaran yang diajukan. Bagaimanapun, hal ini menjadi petunjuk paling signifikan terhadap jejak transaksi. Pejabat etika Gedung Putih di masa Barrack Obama bernama Norman Eisen pernah men-tweet: “Peristiwa ini dapat saja menjadi kolusi yang telah kita tunggu-tunggu, yang dapat diadili sebagaimana adanya kemungkinan kejahatan pendanaan kampanye.”

Namun sangat penting untuk tidak terbawa suasana, terlebih dikarenakan skenario di mana investigasi terhadap Rusia akan menjerat NRA, yang mungkin merupakan kelompok konservatif paling berpengaruh di Amerika Serikat, terlihat layaknya resistansi fiksi yang ditulis penggemar, terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

Tentu saja, jika hal tersebut benar adanya, itu bisa memberikan dampak yang menghancurkan bagi seluruh Partai Republik, dikarenakan banyak pemegang jabatan bergantung pada dukungan finansial yang berasal dari NRA. Bagaimanapun, peran NRA dalam menjembatani komunikasi dengan Rusia dapat menjelaskan beberapa hal, diantaranya mengapa NRA menjalin hubungan dekat dengan Rusia dalam beberapa tahun belakangan.

Banyak laporan yang membahas kedekatan keduanya, yang dapat dilihat secara luas sebagai bagian dari upaya Rusia untuk memperkuat kelompok sayap-kanan disepanjang Amerika Serikat dan Eropa. Seperti yang dicatat oleh The Washington Post tahun lalu, “Dalam isu yang berkaitan dengan hak kepemilikan senjata, terorisme, dan pernikahan sejenis, beberapa pengacara kondang dari sayap-kanan merasa frustasi dengan kemunduran negara mereka dibawah Pemerintahan Presiden Obama, sehingga mereka memutuskan untuk menjalin hubungan dengan Rusia dan memandang Pemimpin Otoriter Vladimir Putin sebagai sekutu yang potensial.”

Setidaknya, beberapa penyelidik berpikir bahwa hubungan antara NRA dengan aktor Pemerintahan Rusia lebih dari sekedar kekaguman terhadap satu sama lain.

Pada Kamis (18/1) siang, House Intelligence Committee menyebarkan transkrip wawancara yang mereka lakukan dengan Glenn Simpson, salah satu pendiri dari perusahaan riset Fusion GPS (transkrip wawancara Simpson dengan senat telah disebarkan pada minggu lalu). Di dalamnya, Jackie Speier, seorang anggota Partai Demokrat dari California, menanyakan kepada Simpson mengenai ketertarikan Rusia terhadap NRA. Simpson menjawab bahwa kemungkinan yang terjadi ialah bahwa Rusia telah “menyusupi” NRA. Dia menyebut Torshin dan seorang perempuan bernama Maria Butina, yang dideskripsikan McClatchy sebagai anak didik Torshin.

Adam Schiff, Seorang Demokrat dari California dan anggota papan atas dari komite intelijen, memberitahu saya bahwa kepentingan komite didalam organisasi lobi senjata mendahului pertemuannya dengan Simpson.

“Masalahnya, apakah ada upaya untuk menciptakan koneksi tersembunyi melalui NRA, atau menyediakan dana melalui NRA, telah menjadi perhatian komite, dan menjadi sesuatu yang terus kita awasi dengan keterbatasan sumber daya yang kita miliki,” katanya.

Jika benar terdapat hubungan antara NRA, Trump dan Rusia, Torshin dan Butina nampaknya menjadi orang yang menghubungkan mereka. Torshin membantu menciptakan kelompok hak-hak memiliki persenjataan di Rusia yang disebut Right to Bear Arms, dan Butina yang menjalankannya. Tujuan kelompok sebenarnya dipertanyakan.

Hukum kepimilikan senjata di Rusia sangatlah ketat, dan jika orang-orang yang dekat dengan Putin benar-benar ingin mengubahnya, menciptakan kelompok yang menyinggung Amandemen Kedua Amerika tampak seperti cara yang aneh. Seperti yang disampaikan Simpson dalam kesaksiannya di White House: “Vladimir Putin tidak berpihak pada kepemilikan senajata secara universal di Rusia. Oleh karenanya, hal tersebut hanyalah sebuah pertunjukan besar.”

Jika benar, pertunjukan tersebut telah berhasil dalam upaya membangun hubungan antara sekutu Putin dan konservatif Amerika. Pada tahun 2015, Right to Bear Arms menjadi tuan rumah perjalanan mewah ke Rusia bagi pemimpin NRA, di mana menurut McClatchy mereka bertemu dengan “pejabat senior Kremlin dan orang-orang kaya di Rusia.” (Di antara delegasi Amerika tersebut terdapat mantan Sheriff David A. Clarke, pendukung setia Trump dan Fox News.)

Tahun lalu, Daily Beast melaporkan tentang Butina, seorang wanita berusia 20-an yang sebelumnya memiliki toko furnitur di Siberia, datang ke kediaman Trump di Washington: “Sekarang dia berurusan dengan wadah pemikir DC, ahli strategi Republikan dan seorang kepala bank Rusia yang diduga memiliki koneksi mafia,” sebut Artikel itu, yang menyatakan bahwa Butina berulang kali membanggakan perannya sebagai perantara kampanye Trump dan Rusia.

Seperti yang dilaporkan McClatchy, Erickson—penulis surel Koneksi Kremlin—dan Butina mendirikan sebuah perseroan terbatas pada tahun 2016. Erickson mengatakan kepada McClatchy bahwa perusahaan tersebut didirikan untuk mendanai pendidikan Butina, andai dia membutuhkannya. Hal tersebut, seperti yang dicatat McClatchy merupakan “cara yang tidak biasa untuk memanfaatkan sebuah perseroan terbatas.”

Inilah cara lain memanfaatkan perseroan terbatas: sebagai perantara antara agen asing dan organisasi bebas pajak yang seusai undang-udang tidak diharuskan menyingkap siapa saja pendonor mereka, sering pula disebut kelompok uang gelap.

Tentu saja, pada bulan Juli, Pusat Pengembangan Amerika yang berhaluan kiri mengeluarkan sebuah laporan yang memperingatkan bahwa celah dalam undang-undang pembiayaan kampanye memudahkan warga negara asing atau pemerintah untuk mempengaruhi pemilu dengan cara ini.

Membahas penyelidikan FBI terhadap NRA, Liz Kennedy, direktur senior Reformasi Demokrasi dan Pemerintahan di pusat mengatakan kepada saya, “Jika penyelidikan ini benar-benar menemukan kemungkinan perilaku ilegal, hal tersebut benar-benar menjadi bentuk pengeluaran luar negeri ilegal yang selalu kita waspadai” (Selama pemerintahan Obama, senat Demokrat telah dua kali mencoba untuk menerbitkan undang-udang mengenai keterbukaan, yang mensyaratkan keterbukaan atas sumber dana berkaitan dengan dengan donasi yang bersifat politik; keduanya selalu menemui jalan buntu.)

Dari semua yang disebut kelompok uang gelap yang terlibat dalam pemilihan 2016, tidak ada yang menghabiskan dana lebih banyak daripada NRA. Jumlah $30 juta yang dikeluarkan untuk mengusung Trump tiga kali lebih banyak daripada yang NRA habiskan untuk mengusung Mitt Romney dalam pemilihan 2012.

Jumlah $30 juta itu, bagaimanapun, hanya merupakan apa yang NRA habiskan untuk pemilihan presiden. Ini juga didukung kandidat lainnya, yang kabarnya menghabiskan $55 juta secara keseluruhan. Organisasi tersebut membantu Partai Republik memperkuat kontrolnya di Kongres. Jika mereka melakukannya dengan bantuan Rusia, seluruh partai akan terlibat.

Tentu saja, warga negara AS tidak tahu dari mana uang itu berasal. Tapi FBI hampir pasti tahu. Kami tidak cukup memahami peran yang dimainkan NRA, jika mereka memang berperan dalam membantu Rusia untuk memenangkan Trump. Namun baik skandal yang mengarah kepada kampanye Trup maupun kepada pelobi terkuat sebenarnya lebih besar daripada yang dibayangkan kebanyakan orang sebelum Kamis.

“Kaitannya dengan apa yang dilakukan Rusia di Amerika Serikat, lebih luas dari sekedar permasalahan kampanye Trump,” tutur Schiff kepada saya. “Dengan pemahaman tersebut, ketika orang berpikir bahwa intervensi Rusia hanyalah untuk mendorong kemenangan salah satu kadidat di 2016, mereka berpikir terlalu sempit.”

Sumber : Bagaimana Organisasi Senjata Api Terlibat dalam Intervensi Pemilu Amerika oleh Rusia
 
Status
Not open for further replies.
Loading...

Thread Terbaru

Post Terbaru

Top