dilan diarka
New Member
Ketika kalender mulai padat dengan berbagai informasi dan jadwal event dari bernuansa festival, exhibition, gathering, konser, seminar hingga private event yang dibuat oleh para pemilik brand, dengan berbagai tema yang ditawarkan, lalu apa penentu, kita sebagai audience memilih event mana yang akan dihadiri?
Apakah jarak yang menjadi perhitungkan, waktu mencapai tempat tujuan, ataukah seberapa menariknya acara tersebut, berapa banyak dan seberapa keren pengisi acara, atau seberapa effort yang akan dikeluarkan?
Merupakan tantangan bagi para penyelenggara dan para penggerak belakang layar untuk menarik para audience untuk hadir ke acara dengan minat dan euphoria yang sudah menghiasi isi perasaan dan isi kepala para audience saat mendapatkan pesan komunikasi, entah dari undangan flyer, iklan event atau apapun media penghantarnya.
Tentunya akan menjadi sebuah tujuan utama bagi penyelenggara untuk memberikan sesuatu yang lebih atau malah tak terduga oleh para audience-nya, sehingga event tersebut memiliki nilai unik ‘memorable’ yang membuat para audience yang hadir dapat merasakan kepuasan yang tak terbayangkan, dan menjadi mood booster, bahkan seketika mendorong para audience menjadi jurnalis pada social medianya, sehingga terus-menerus akan didengungkan dan memiliki ‘bagian’ dalam benak audience-nya.
Bila dibayangkan, event yang memiliki positioning dalam benak audience, sehingga menjadi bagian yang dinanti dan mejadi magnet bagi target audience, kemudian dipihak lain event tersebut dapat engage dengan brand komersil, seberapa besar kekuatannya yang saling terintegrasi bila dilihat dari sudut bisnis, tentunya semua brand akan mengharapkan hal ini terjadi.
Kembali pada industri para penggerak belakang layar, siapa sajakah mereka? Yakni, agency btl, eo, show management, management artist, talent, vendor, dan pihak yang kolaborasi dibelakang layar. Dalam penyajian kemasan event tak lepas dari gerakan dan sinergis tiap pengisi peran dibelakang layar ini.
Dunia management dibelakang layar ini sudah menjadi salah satu industri potensial, terbukti dengan mulai maraknya bisnis kreatif yang menawarkan jasa perencanaan, organizer, dan penyedia dari sumberdaya manusianya hingga peralatan dan perlengkapan untuk menyelenggarakan ‘event’.
Dari yang binis skala kecil karena penyelenggaraan dari hubungan pertemanan, dan penyelenggara yang hanya mengisi waktu luang, hingga yang penyelenggaran yang sudah berada dalam skala menengah berbadan legal CV ataupun Yayasan, ataupun yang mengatas namakan komunitas, hingga yang sudah berbadan hukum perseroan terbatas (PT), dimana melihat lingkup geografis dari lingkup lokal, nasional hingga sudah memiliki izin menyelenggarakan event secara internasional.
Perkembangan luar biasa ini terlihat dengan munculnya kumpulan hingga asosiasi para pelaku industry pun terbentuk, dengan tujuan untuk mejadikan industri kreatif yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian bangsa, termasuk mengembangkan ranah pariwisata agar makin banyak para penikmat industri kreatif mancanegara bias menikmati kreatifitas dalam keindahan negara kita.
Seiring dengan perkembangan dunia industri kreatif ‘belakang layar’ ini sektor pendidikan mempersiapkan generasi penerusnya yang dapat meneruskan, berkolaborasi, dan terus berinovasi dalam industri tersebut.
Contohnya dalam beberapa perguruan tinggi dengan bidang komunikasi atau ilmu social sudah memasukan ilmu management event menjadi mata kuliah, dimana para generasi penerus ini mendapatkan teori dasar penyelenggaraan event, sehingga dengan teori dan praktek dalam runutan pembelajaran management event diharapkan para lulusannya sudah dapat merencanakan, mengelola dan melaksanakan event.
Kontributor : RA Loretta Kartikasari, COO Binaya Komunikasindo, New Business Director Mahakarya Group, Communication Lecturer Universitas Mercubuana, Universitas Pramita, STISIP Widuri.
sumber: TopCareerID
