Cara Mengurangi Kecemasan Virus Corona/Covid-19

Status
Not open for further replies.

p2japsi

New Member
Cara mengurangi kecemasan di saat adanya virus corona/covid-19 ini perlu dibahas di sehatmental.net. Karena saat ini, Indonesia sedang dilanda bencana alam non alam atau wabah penyakit yang bernama Corona atau Covid-19. Adanya Virus C ini membuat beberapa atau sebagian individu mengalami yang namanya kecemasan. Berbagai jenis kecemasan yang dirasakan, diantaranya kecemasan akan terinfeksi virus C, kecemasan faktor keuangan karena dengan adanya Virus C membuat perekonomian tidak stabil, kecemasan karena “ruang gerak” terbatas, dan jenis kecemasan lainnya.

Sebenarnya, kecemasan atau stres adalah kondisi yang wajar dan umum dirasakan oleh setiap individu. Namun, ketika kecemasan itu memberikan efek atau dampak negatif terhadap fisik, emosi, perilaku, ataupun sosial maka kecemasan ini disebut sebagai distress atau kecemasan yang berbentuk negatif. Karena kecemasan ada yang positif (namun, di sini tidak akan saya jelaskan lebih lanjut). Distres ini bisa berbentuk sakit pada fisik (misalnya jantung berdebar kencang, tidak nafsu makan, sulit tidur atau insomnia, dan lainnya), emosi (mudah sedih, tersinggung, sangat takut yang berlebihan, dan lainnya), perilaku (misalnya takut keluar rumah, perilaku mencuci tangan yang impulsif/berulang kali, dan lainnya), serta sosial (misalnya takut berinteraksi dengan orang sekitar, menutup diri, berdiam diri, malas untuk beraktivitas sosial, dan lainnya).

stress-1837384_640.png

Selanjutnya, bagaimana cara mengurangi kecemasan karena adanya virus C ini? Baik, Berikut P2Japsi akan menjelaskan lebih lanjut mengenai cara mengurangi kecemasan atau stres yang dirasakan karena Corona atau Covid-19:

BATASI INFORMASI DI MEDIA SOSIAL DAN TELEVISI
Seseorang akan mudah merasakan cemas karena adanya persepsi buruk terhadap suatu hal, termasuk persepsi negatif terhadap virus C ini. Persepsi tiap orang akan berbeda, tergantung pada bagaimana seseorang menerima pesan yang disampaikan dan diterima.
Olehnya itu, karena persepsi yang berbeda dan Anda tahu mengenai persepsi Anda yaitu negatif (bagi yang merasakan cemas pada virus C), maka hendaknya Anda memilah dan memilih informasi yang ingin Anda ketahui dan dapatkan. Baiknya informasi yang dipersepsi negatif, misalnya daerah yang terinfeksi atau jumlah orang yang terinfeksi, dan lainnya (tergantung pada persepsi negatif Anda) SANGAT PERLU DIHINDARI/”DI-SKIP“. Pilihlah informasi positif (dan menenangkan), dan hindari berita HOAX atau negatif untuk memberikan ketenangan dan kenyamanan psikis. Berita atau informasi yang dipersepsi negatif sangat perlu dihindari, baik di media televisi, radio, instagram, facebook, grup whatsapp, dan media sosial lainnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Elise Kalokerinos di Universitas Queensland (dalam republika.co.id) bahwa peserta yang lebih banyak melihat gambar atau foto positif ketimbang negatif memiliki antibodi dalam darah yang menunjukkan sistem kekebalan tubuh mereka lebih kuat dibanding rekan-rekan mereka yang negatif.
Informasi positif yang kiranya masih dapat diterima dan diketahui terkait dengan virus C misalnya upaya pencegahan penyakit, bagaimana membuat hand sanitizer atau masker, dan lainnya.

MAKAN MAKANAN BERGIZI DAN “CUKUP”
Menurut Nathalie Rhone, seorang ahli nutrisi dari New York dalam situs Health.com (dalam tirto.id) bahwa kecemasan juga dapat disebabkan karena faktor makanan. “Makanan yang tinggi gula dan karbohidrat olahan, digoreng, atau zat aditif dapat meningkatkan kecemasan, karena menimbulkan peradangan dalam tubuh, yang akhirnya memengaruhi otak,” ujarnya.
Selanjutnya, beberapa buah-buahan yang tinggi kalsium dipercaya mengurangi kecemasan (seperti sayur kale). Buah lain yang mengandung vitamin C juga dipercaya dapat menurunkan kecemasan seperti jeruk, stroberi, brokoli, dan kiwi. Sayur-sayuran hijau, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, telur, susu, keju juga dipercaya dapat mengurangi tingkat kortisol atau hormon stres yang dikaitkan dengan kecemasan.
Berdasarkan beberapa penelitian bahwa beberapa jenis rimpang-rimpangan, seperti jahe, kencur, dan lainnya, jeruk nipis, dan minuman herbal lainnya seperti madu dapat membantu menjaga kondisi tubuh atau kesehatan dan memberikan efek positif serta signifikan terhadap virus C.

ISTIRAHAT YANG CUKUP
Dr. Eti Ben Simon dari Centre for Human Sleep Science (dalam cnnindonesia.com) mengemukakan beberapa penelitian membuktikan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan perasaan cemas dan stres. Sebaliknya, tidur yang cukup dan nyenyak justru dapat mengurangi stres. Salah satu syarat untuk mendapatkan tidur yang berkualitas ialah mendapati durasi tidur malam yang cukup. Menurut lembaga Sleep Council, remaja (usia 12-18 tahun) membutuhkan durasi tidur malam sebanyak 8- 9 jam, sedangkan dewasa (usia 18-65 tahun), perlu mendapatkan tidur malam selama 7-9 jam.

OLAHRAGA RINGAN
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Georgia (dalam gaya.tempo.co) menemukan fakta bahwa 20 persen 3.000 orang partisipan dengan kondisi medis bervariasi yang kerap melakukan olahraga secara rutin, mulai dari jalan santai, lari hingga angkat besi, dilaporkan tidak menunjukkan gejala-gejala awal terserang penyakit cemas berlebih. Dengan kata lain, olahraga merupakan cara terampuh untuk mengatasi rasa cemas pada diri Anda. Bahkan, mereka yang tidak dilanda kecemasan pun harus berolahhraga secara rutin untuk menjaga kebugaran tubuhnya. Olahraga dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga respon otak terhadap tekanan seperti stres dapat berkurang secara signifikan.

STRES PSIKOLOGIS MENYEBABKAN IMUN MENURUN / TUBUH MUDAH TERINFEKSI
Stres yang berkepanjangan bisa memicu seseorang terkena penyakit. Stres berlebihan tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, namun juga kesehatan tubuh. Kondisi stres akan memicu beberapa reaksi, seperti tekanan darah meningkat, pembuluh darah menyempit, dan seseorang pun akan bernapas lebih cepat. Hal ini disebabkan tubuh melepas hormon kortisol dan adrenalin yang membuat kerja jantung menjadi lebih cepat. Hormon tersebut juga mampu meluapkan energi secara percuma sehingga Anda merasa mudah lelah. Sistem kekebalan seseorang yang sedang stres/cemas juga akan menurun, sehingga menjadikan tubuh sulit melawan penyakit. Hasilnya, Individu tersebut akan lebih mudah terkena penyakit. Saat individu sedang menderita penyakit, stres mungkin bisa memperparah kondisinya. Olehnya itu, ketika berada pada kondisi tertekan, sangat perlu untuk mengelola tekanan atau kecemasan yang dirasakan.

CARI DUKUNGAN SOSIAL DARI SEKITAR DAN KELUARGA
Dengan mencari dan mendapatkan dukungan sosial akan memberikan ketenangan pada Anda untuk mengurangi kecemasan karena virus C. Support dapat berasal dari orang terdekat Anda, misal pasangan, anggota keluarga, saudara, sahabat, teman dekat, dan lainnya (yang memiliki keakraban dan kenyaman psikis ketika bersamanya). Support dari mereka dari berupa emotional support (menenangkan, memberi perhatian, kasih sayang, penerimaan, ataupun kepedulian), instrumental support (misalnya memberikan bantuan fisik langsung misal memberikan minuman untuk menenangkan atau pelindung misal masker), informational support (misalnya informasi mengenai hal yang bisa dilakukan), companionship support (misalnya mengajak ikut serta dalam melakukan aktiivitas bersama sebagai bentuk pengalihan dari kecemasan atau stresor yang dirasakan).
Anda pun dapat berbagi cerita, perasaan, pikiran, atau apapun yang membuat Anda tidak nyaman kepada orang di sekitar Anda. Dengan berbagi “rasa”, Anda dapat mengurangi tekanan atau ketidaknyamanan Anda. Luapkan segala rasa dan pikiran Anda tanpa harus “malu” dan “menutupi”. Karena Anda butuh mengekspresikan emosi untuk ketenangan dan kondisi psikis yang lebih baik serta positif.
Anda juga dapat meminta bantuan kepada orang di sekitar Anda untuk memberikan pijatan lembut ke bagian tubuh yang terasa tegang. Pijatan lembut dapat membuat seseorang merasakan rileks/tenang dan mengurangi kecemasan yang dirasakan.

LAKUKAN HAL/KEGIATAN YANG “MENYENANGKAN” DAN PRODUKTIF
Fokuskan diri Anda pada kegiatan atau hal yang menyenangkan dan produktif sebagai “pengalihan” positif atas kecemasan yang dirasakan. Misalnya ketika muncul perasaan cemas atau takut, maka Anda perlu melakukan kegiatan atau hobi yang menyenangkan, dan ketika melakukan hobi tersebut, Anda sangat diperlukan untuk fokus pada apa yang dikerjakan, bukan kepada kecemasan atau ketakutan yang dirasakan.

BERPIKIR POSITIF
Sikap positif atau berpikir positif dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda dan bisa membantu individu hidup lebih lama. Hal ini sesuai dengan penelitian di Universitas Queensland yang diikuti oleh sekelompok orang dewasa berusia 65-90 tahun (dalam republika.co.id). Individu yang fokus berpikiran positif lebih mampu mengatasi situasi stres. Ia bisa berpikir jangka panjang yang lebih positif dalam kehidupannya dan berinteraksi sosial yang positif. Hal ini memberikan manfaat untuk kekebalan tubuhnya.
Hindari aktivitas “menyendiri” atau “berdiam diri” karena aktivitas ini dapat membuat individu berpikir negatif dan bisa semakin merasa tidak berdaya. Hentikan dan hindari alur pemikiran negatif yang muncul dalam pikiran Anda. Jika Anda tidak bisa menghindari kondisi tersebut, maka Anda bisa melakukan kegiatan apapun yang menyenangkan dan produktif, misal melakukan hobi yang menyenangkan atau beribadah.

Demikian informasi mengenai cara mengurangi atau mengatasi kecemasan karena corona atau covid-19. Jika keseluruhan cara di atas tidak memberikan efek positif yang signifikan pada Anda, maka Anda dapat berkonsultasi langsung dengan ahli profesional misal psikolog atau psikiater untuk membantu Anda dan memahami permasalahan Anda lebih mendalam. Kapan waktu yang tepat untuk berkonsultasi dapat dibaca di situs sehatmental.net.

Salam P2Japsi,
#SehatMentalBersamaP2Japsi
 

Ita Maulani

New Member
Cara mengatasi kecemasan berkaitan dengan virus corana atau covid-19 mudah. Ikuti saja aturan pemerintah. Pakai masker, jaga jarak, sering cuci tangan pakai sabun, selalu mengonsumsi makanan sehat, olahraga, jemur sinar matahari, beres.

Apalagi bagi kita yang tinggal di luar Jakarta dan sekitarnya. Aman-aman saja karena masih zone hijau.

Kalau sudah zona merah seperti DKI Jakarta dan sekitarnya, ya harus ekstra hati-hati. Tetapi tidak usah cemas, apalagi panik. Setelah memenuhi semua aturan kesehatan yang diberikan pemerintah, serahkan saja kepada Allah dengan selalu berdoa.

Jika kita selalu menjalankan aturan kesehatan dengan baik, virus corona segera pergi, mati. Jangan mengabaikan atau meremehkan apa yang diserukan oleh juru bicara pemerintah bidang corona tiap hari di TV. Terima kasih.
 
Status
Not open for further replies.
Loading...

Thread Terbaru

Post Terbaru

Top