Kekhawatiran Prancis Di Balik Sambutan Hangat Atas Kunjungan Xi Jinping

Status
Not open for further replies.

politik

New Member
Presiden China Xi Jinping sedang melakukan kunjungan ke Prancis, yang disambut hangat oleh Presiden Emmanuel Macron. Namun di balik kehangatan itu, Macron juga menyuarakan kekhawatirannya atas hegemoni China. Di sisi lain, Macron juga sama-sama mengajak China menjaga kestabilan tatanan dunia yang goncang akibat sepak terjang Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Oleh: Adam Nossiter (The New York Times)

Prancis telah menggelar karpet merah dan menyiapkan penjaga kehormatan untuk menyambut Presiden China Xi Jinping hari Senin (25/3). Namun, di balik kemegahan tersebut, terdapat pernyataan waspada tentang pengaruh China oleh tuan rumah, Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Dengan Italia pekan lalu yang memisahkan diri dari Eropa dengan menandatangani proyek infrastruktur global China untuk perpindahan barang-barang China, Macron telah menjelaskan bahwa respons Eropa yang terpadu, dalam pandangannya, sangat penting dalam menangani hegemoni China.

Macron mengulangi sentimen itu hari Senin (25/3) ketika Xi mendengarkan dalam upacara penandatanganan kesepakatan di istana presiden Elysee, di mana lebih dari selusin perjanjian komersial dan pemerintahan bernilai miliaran euro ditandatangani.

Sebelumnya, Macron menyambut Xi di bangunan simbol sejarah dan kekuasaan kekaisaran Prancis, Arc de Triomphe. Di balik senyum tipis dan jabat tangan penuh semangat, kata-kata tajam Macron menggemakan sikap Prancis terhadap China, negara yang membanjiri Prancis dengan turis-turis belanja mewah tetapi bersaing langsung dengan Prancis di arena utama kepentingan geopolitik bersama, Afrika.

Macron, yang sangat menyadari posisi kecil Prancis di pasar China, yakni antara 1 dan 2 persen impor, berbicara tentang Eropa ketika ia berbicara tentang China. Posisi Jerman di pasar China hampir lima kali lebih besar.

Setelah mengatakan minggu lalu bahwa era “kenaifan Eropa telah berakhir,” dan bahwa China telah “bermain dalam memecah-belah kita,” ia menekankan kepada pemimpin China hari Senin (25/3) bahwa dalam berbicara dengan Prancis, ia berbicara dengan Eropa.

Belum jelas bagaimana Prancis menghindari “kenaifan” yang dikritik Macron, atau bagaimana hal itu memperkuat pendekatan terpadu multilateral Eropa yang ia nyatakan, dalam menandatangani perjanjian Prancis dengan China hari Senin (25/3). Namun, tidak seperti Italia, Prancis belum menandatangani proyek perpindahan barang global China, “Satu Sabuk Satu Jalan” (OBOR).

Baca Artikel Selengkapnya di sini
 
Status
Not open for further replies.
Loading...

Thread Terbaru

Post Terbaru

Top