Adalah kandungan Alicin, yang merupakan senyawa sulfur dalam bawang putih yang berperan penting anti bakteri. bahkan penelitian tentang adanya senyawa antibakteri dalam bawang putih ini sendiri sudah dilakukan sejak pertengahan abad 19.
Dalam salah satu penelitiannya di tahun 1958, Louis Pasteur, mengawali serangkaian penelitian lanjutan untuk mengetahui kemampuan luar biasa bawang putih sebagai anti bakteri, sekaligus sebagai penangkal terjadinya wabah penyakit yang dulu masih disebut sebagai penyakit kutukan.
Sebelumnya, ditahun 1932, Albert Schweitzer, seorang penerima nobel kedokteran, sekaligus seorang misionaris di Afrika, diketahui pernah menyembuhkan pasien penderita dysentery karena infeksi amuba dengan hanya menggunakan bawang putih.
Selain itu, jauh sebelum ditemukannya antibiotic, ternyata bawang putih justru sudah lebih dulu dimanfaatkan sebagai bahan utama untuk menanggulangi beberapa penyakit, dari mulai tipus, kolera, diptera dan TBC. Tentu saja semua sifat antibakteri ini didapat dari senyawa yang bernama Alicin.
Dalam dunia pertanian, ternyata senyawa Alicin dalam bawang putih pun sudah lama digunakan sebagai pemberantas hama, sekaligus ampuh untuk meningkatkan efektifitas pemberian fungisida. Hal ini tentu saja tidak lepas dari salah satu sifat Alicin sebagai penekan pertumbuhan jamur, bakteri dan virus.
Dalam penelitian modern, senyawa Alicin dalam bawang putih ini pun dipercaya akan mampu mempengaruhi metabolisme karsinogen, yang merupakan senyawa yang diketahui penyebab utama kanker, ampuh untuk menghambat aktivasi prokarsinogen dengan cara mempengaruhi sitokrom P450, dan lainnya.
Lebih jauh lagi, bawang putih pun sangat ampuh untuk menghambat kerusakan oksidatif, menghancurkan sel kanker dengan cara menginduksi apoptosis, mengatasi kerusakan kromosom, sekaligus ampuh untuk menghambat dan sejumlah manfaat lainnya untuk kesehatan.
