Krisis Iran-as Hadapi Kebuntuan, Akankah Ada Titik Terang?

Status
Not open for further replies.

politik

New Member
Krisis Iran-AS saat ini menghadapi kebuntuan, seiring pemimpin kedua negara saling melempar hinaan dan ancaman. Ketegangan meningkat setelah Iran diduga berada di balik serangan kapal tanker minyak. Iran juga menembak jatuh pesawat tanpa awak AS dan berencana akan melampaui batas pengayaan uranium yang diizinkan. Pada Senin (24/6), Inggris, Jerman, dan Prancis pun mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan “de-eskalasi dan dialog” di tengah-tengah “kekhawatiran serius” atas meningkatnya ketegangan di wilayah Teluk. Akankah ada titik terang dalam krisis ini?

Oleh: Hakim Khatib (Eurasia Review)

Keputusan pemerintah Trump untuk memberlakukan sanksi terhadap Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan para pejabat senior Iran lainnya, tidak disambut dengan baik di Teheran.

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada pertemuan para profesional kesehatan pada 25 Juni 2019, bahwa tindakan Presiden Donald Trump terhadap Pemimpin Tertinggi Iran “tidak akan berguna.”

“Mereka mengatakan ingin menyita properti Ayatollah Khamenei. Ia hanya memiliki Hoseyniyyeh (tempat berdoa) dan rumah sederhana. Para pemimpin kami tidak seperti para pemimpin negara lain yang memiliki miliaran uang di rekening luar negeri,” kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi.

“Anda terbukti berbohong. Anda tidak tulus. Anda tidak ingin bernegosiasi,” tambahnya.

Sambil menyebut Gedung Putih “cacat mental,” “putus asa dan bingung,” Rouhani menertawakan upaya Amerika Serikat (AS) untuk memberlakukan sanksi terhadap Pemimpin Tertinggi Iran. Dia mengatakan bahwa Pemimpin Tertinggi tidak mengunjungi AS atau melakukan bisnis dengannya.

“Saat ini, Amerika menjadi putus asa dan bingung. Ini membuat mereka mengambil tindakan yang tidak biasa dan berbicara omong kosong,” katanya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi mengatakan bahwa pemerintah AS “sedang menghancurkan mekanisme internasional yang sudah ada untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia.”

“Memberlakukan sanksi yang tidak berguna pada Pemimpin Tertinggi Iran dan komandan diplomasi Iran adalah penutupan permanen jalur diplomasi,” kata Mousavi di Twitter.

Baca Artikel Selengkapnya di sini
 
Status
Not open for further replies.
Loading...

Thread Terbaru

Post Terbaru

Top