Ktt Asean Ke-34: Ini Semua Yang Anda Perlu Tahu

Status
Not open for further replies.

politik

New Member
Persaingan kekuasaan AS-China, krisis Rohingya, limbah plastik, hingga Piala Dunia FIFA 2034, semuanya menjadi sorotan selama akhir pekan, ketika para pemimpin Asia Tenggara bertemu untuk KTT ASEAN ke-34 di Bangkok. Bersama, para pemimpin 10 negara ASEAN ini mewakili 650 juta penduduknya, jumlah sangat besar yang pengaruhnya masih kurang terdengar. Hasil pertemuan para pemimpin ASEAN ini juga akan memiliki efek besar bagi tetangga-tetangganya di kawasan, seperti Australia.

Oleh: Max Walden (ABC News)

Meskipun terjadi pergeseran regional dalam beberapa tahun terakhir, namun pelaporan KTT ASEAN sangat sedikit di Australia—yang dibayangi oleh prospek perang antara Amerika Serikat (AS) dan Iran, dan perlombaan untuk menjadi PM Inggris berikutnya—meskipun terdapat hal-hal besar dalam agendanya.

“Australia benar-benar bergulat dengan persaingan kekuatan besar yang memberikan risiko terhadap Australia, mengingat bahwa China adalah mitra dagang terbesarnya dan AS adalah penjamin keamanannya,” kata pakar Asia Tenggara Aaron Connelly kepada ABC.

“ASEAN sedikit berharap untuk menyingkirkan persaingan kekuatan besar ini. Tanpa menyikapi tindakan China yang telah menyebabkan persaingan kekuatan besar, itu benar-benar hanya angan-angan.”

Berikut adalah poin-poin utama pada KTT ASEAN ke-34 selama akhir pekan.

PERSAINGAN AS-CHINA DAN KRISIS ROHINGYA
Populasi gabungan negara-negara anggota ASEAN sekarang diperkirakan mencapai 650 juta jiwa, di mana Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong baru-baru ini menyatakan bahwa ekonomi gabungan negara-negara ASEAN akan menjadi pasar terbesar keempat di dunia pada tahun 2030.

Perebutan kekuasaan antara Amerika Serikat dan China—serta perang dagang mereka—memiliki implikasi penting bagi kawasan ini, yang merupakan bagian penting dari Inisiatif Sabuk dan Jalan.

Para pemimpin regional merilis pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik pada Minggu (23/6), menegaskan kembali peran ASEAN dalam “mempromosikan kerja sama di kawasan Indo-Pasifik” melalui mekanisme yang dipimpin ASEAN, seperti KTT Asia Timur.

“Munculnya kekuatan material (seperti China) mengharuskan kita untuk menghindari ketidakpercayaan, kesalahan perhitungan, dan pola perilaku berdasarkan pada permainan zero-sum,” katanya.

Baca Artikel Selengkapnya di sini
 
Status
Not open for further replies.
Loading...
Top