Mengatasi Jerawat Meradang Di Usia Remaja

Status
Not open for further replies.

Waskita Hadi

New Member
Masalah jerawat menjadi masalah umum di usia remaja. Hampir pasti setiap remaja memilikinya, walau dengan jumlah dan kondisi yang berbeda. Bisa hanya 1-2 yang cepat sembuh, bisa juga berjumlah banyak hingga meradang, sampai merusak profil permukaan kulit menjadi tidak rata dan bolong-bolong.

Namun sebenarnya, jerawat dan peradangan jerawat dapat dihentikan, dihindari, dan dicegah sejak dini apabila segera diobati dan ditangani dengan tepat. Banyak hal-hal sederhana yang sering terlewatkan dan dianggap sepele, misalnya cara hidup dan pola makan. Di samping itu, apabila segera mendatangi dokter kulit saat jerawat baru tumbuh dan belum terjadi peradangan, maka penyebaran jerawat tidak sampai perlu terjadi. Jangan sembarangan membeli obat di apotik tanpa pengetahuan yang benar.

Semoga dengan tulisan singkat ini bisa membantu orang tua dan remaja untuk bisa menghentikan sejak dini, sehingga tidak membuat kondisi semakin rumit.

Jerawat yang meradang dicirikan dengan tampilan yang merah, kadang disertai gatal, dan nyeri saat dipegang. Bila anda mengira yang menyebabkan adalah bakteri, itu adalah pendapat yang keliru. Peradangan dapat terjadi dengan atau tanpa bakteri. Namun bila ada keterlibatan bakteri saat ada peradangan memang akan membuat kondisi peradangan semakin komplek.

Ketahuilah bahwa yang menjadi sebab terjadinya peradangan adalah sistem imun atau kekebalan tubuh yang sedang lemah.

Jadi ada 2 jenis peradangan, yaitu peradangan pada fase awal pembentukan jerawat (yang tidak melibatkan bakteri), dan dan fase secondary yaitu ketika jerawat telah terbentuk.

Fase ke 2 adalah respon normal dari sistem imun yang bereaksi terhadap infeksi: dalam kasus jerawat, ada pertumbuhan berlebih bakteri di pori-pori kulit dan sistem kekebalan tubuh mengaktifkan peradangan untuk melawan infeksi. Sistem kekebalan tubuh mengirim sel darah putih untuk melawan infeksi - akumulasi sel-sel ini menyebabkan pembengkakan. Infeksi pada kulit lah yang menyebabkan jerawat yang menyakitkan, merah, dan bengkak.

Penelitian baru menunjukkan bahwa seluruh proses jerawat terjadi saat peradangan sistemik (pembengkakan pada tingkat sel). Hal tersebut menyebabkan jumlah sebum pada folikel rambut mengalami oksidasi. Hal ini mengandung maksud, bahwa peradangan merusak sebum, dan menyebabkan oksigen di dalam sebum mengalami penurunan. Perlu dicatat bahwa peradangan bukan satu-satunya penyebab oksidasi pada sebum. Namun toksin lingkungan dan "radikal bebas" lainnya juga dapat memicu oksidasi. Terlepas dari sumber oksidasi, bakteri yang diketahui menyebabkan jerawat (p.acnes) tumbuh subur di lingkungan oksigen rendah dan mulai berkembang biak lebih banyak. Begitu bakteri mengkolonisasi folikel rambut, infeksi berkembang dan peradangan sekunder berkembang. Kondisi ini kemudian menyebabkan jerawat menjadi merah, bulat, meradang di permukaan kulit. Urutan kejadian berjalan seperti ini: peradangan memicu oksidasi yang memicu infeksi bakteri yang kemudian memicu respons peradangan terlokalisasi kedua.

Yang menyebabkan peradangan sistemik ada beberapa hal, yaitu stres, pola makan yang buruk (intoleransi makanan), faktor lingkungan, dan gangguan kesehatan yang dasar seperti disfungsi auto-imun.

Jika memang peradangan yang menjadi sumber jerawat maka ada 2 cara untuk mengatasinya, yaitu :

1. Menekan peradangan dengan mengurangi oksidasi sebum pada pori-pori kulit. Mengurangi oksidasi ini memastikan lingkungan yang kurang ramah untuk bakteri p.acnes. Dengan tidak adanya infeksi, maka tidak akan ada respon peradangan sekunder dari sistem kekebalan, sehingga jerawat yang meradang tidak akan berkembang.

2. Meningkatkan anti-oksidan. Anti oksidan dapat dikonsumsi secara oral (melalui suplemen dan sumber makanan), dan juga bisa dioleskan secara topikal ke kulit.

Selain itu kita perlu mempertahankan kualitas kekebalan tubuh, jangan malah merusaknya, Misalnya dengan mengurangi stres, karena bisa meningkatkan produksi histamin. Karena peningkatan jumlah histamin akan mengakibatkan infeksi dan iritasi.

Hal lain yang juga sangat penting selain menekan stres adalah dengan memperhatikan cara hidup dan pola makanan (menu makanan).

Kebiasaan hidup yang bisa menekan resiko peradangan adalah :

1. Jangan memegang kulit muka kecuali bila yakin tangan sudah bersih, atau untuk keperluan mencuci muka.

2. Mencuci muka jangan terlalu sering karena akan membuat kulit menjadi kering dan iritasi.

3. Hindari sabun yang mengandung detergen, pewangi dan minyak bumi.

4. Selalu memakai pelembab, dan sunblok. Namun menggunakan sunblok pun harus sesuai dengan aturan yang tertera di label. Sering kali kita sangat kurang dalam memakainya, dan jarang dipakai kembali walaupun aktivitas di luar hingga berjam-jam. Hal tersebut mengakibatkan efektivitas sunblok menjadi rendah.

5. Jangan memencet jerawat, sekalipun sedang facial di salon atau di klinik.

6. Minum banyak air.

7. Sangat penting berolahraga, dan memperbanyak keringat. Tapi segera mengeringkannya dengan kain atau handuk yang selalu bersih.

8. Cuci sarung bantal, waslap, handuk, jilbab dan kain yang selalu bersentuhan dengan kulit muka.

9. Perhatikan kualitas air yang digunakan untuk mencuci muka. Air yang mengandung partikel berat seperti besi harus dihindari.

10. Bila kulit sedang meradang dan mudah gatal-gatal, maka hindari memakai susu pembersih sekalipun dari jenis non-comedogenic karena akan membuat kulit semakin gatal dan iritasi. Disarankan memakai peeling scrub (micro scrub lembut).

11. Melakukan pengelupasan ringan tetap diperlukan, namun jangan mengelupas kulit dengan bahan konsentrasi tinggi. (dijelaskan di bagian vitamin A).

12. Hindari menempelkan dan menekan ponsel ke kulit muka karena akan membuat peradangan semakin melebar. Misalnya menempelkan ponsel dengan helm saat berkendaraan.

Sedangkan pola makanan yang dianjurkan agar bisa menekan peradangan jerawat selain meminum suplemen anti oksidan adalah :

  • Sayuran hijau tua seperti brokoli.
  • Teh putih.
  • Ikan yang kaya dengan asam lemak omega-3 untuk agen anti-peradangan.
  • Telur.
  • Buah dari jenis beri, misalnya raspberi, blueberi, stroberi. Juga pepaya dan ceri.


Makanan buruk yang bisa meningkatkan resiko peradangan dan lebih memperparah kondisi adalah :

  • Minyak goreng sawit dan mentega. Sebaiknya kembali beralih ke minyak kelapa murni seperti dahulu, atau menggoreng dengan minyak zaitun.
  • Susu krim, yogurt, keju.
  • Hindari makanan cepat saji.
  • Hindari gorengan.
  • Makanan yang mengandung asam lemak omega-6. Salah satunya adalah coklat. Namun di dalam coklat juga mengandung asam lemak omega 3 yang baik untuk menekan peradangan. Test lah dengan memakan coklat, dan lihat reaksinya apakah baik atau tidak terhadap kondisi peradangan.
  • Hentikan merokok untuk sementara.
  • Alkohol.
  • Jenis makanan yang meningkatkan jumlah gula darah.
  • Hindari makanan dengan bahan pengawet, dan pemanis buatan.


Selain hal-hal di atas, perlu juga memakai produk yang mengandung vitamin A. Turunan (derivatif_ vitamin A seperti retinoid juga dapat secara tidak langsung menghentikan peradangan jerawat. Manfaatnya untuk membantu membersihkan pori-pori, membiarkan sebum dan bakteri mengalir dengan bebas, mencegah bakteri tumbuh dan menghambat respons inflamasi sistem kekebalan tubuh. Tretinoin adalah jenis yang umum, sering digunakan bersamaan dalam terapi kombinasi dengan formula benzoyl peroxide atau antimicrobial. Hati-hati dengan penskalaan dan pembakaran, yang terkadang muncul. Antibiotik topikal juga dapat membantu menghambat pertumbuhan bakteri dan mengurangi peradangan, meski bisa menyebabkan pengelupasan, gatal, terbakar dan kering.

Untuk pembahasan yang lebih mendalam mengenai vitamin A di atas, bisa membaca artikel sistematika perawatan dalam menghilangkan jerawat.

Agar kulit lebih tenang saat sedang meradang, bisa dengan menempelkan es batu selama 1 menit (tidak lebih).


Untuk lebih jelas dan lengkap cara menghilangkan jerawat meradang, anda bisa mengunjungi web Rich Amor Indonesia.
 
Last edited:
Status
Not open for further replies.
Loading...
Top