Menlu Iran Yakin Trump Tak Mau Berperang, Tapi Bisa Dipancing Ke Dalam Konflik

Status
Not open for further replies.

politik

New Member
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan bahwa ia yakin Trump tak mau berperang, tapi Trump bisa dipancing untuk terlibat ke dalam konflik. Zarif juga mengatakan bahwa Iran tidak mencari konfrontasi, tetapi tidak akan menyerah untuk membela dirinya. Ketegangan antara Teheran dan Washington telah meningkat sejak pemerintahan Trump menarik diri tahun lalu dari kesepakatan nuklir internasional dengan Iran dan mulai meningkatkan sanksi.

Oleh: Michelle Nichols, Lesley Wroughton, dan Phil Stewart (Reuters)

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif yakin bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak menginginkan perang dengan Iran, tetapi dia mengatakan kepada Reuters pada Rabu (24/4) bahwa Trump dapat dipancing ke dalam konflik.

“Saya tidak berpikir dia menginginkan perang,” kata Zarif dalam sebuah wawancara di misi Iran untuk PBB di New York. “Tapi bukan berarti dia tidak dapat dipancing ke dalam konflik.”

Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Zarif.

Zarif mengatakan apa yang disebut “tim-B”, termasuk Penasihat Keamanan Nasional Trump John Bolton, seorang tokoh garis keras, dan Perdana Menteri Israel yang konservatif Benjamin Netanyahu, yang dapat mendorong Trump ke dalam konflik dengan Teheran.

“Mereka yang telah merancang kebijakan, tidak hanya menginginkan solusi yang dinegosiasikan. Tetapi izinkan saya menjelaskan bahwa Iran tidak mencari konfrontasi, tetapi tidak akan menyerah untuk membela diri,” katanya.

Dalam pernyataan yang agak samar, Zarif juga memperingatkan kemungkinan ada yang mencoba “merencanakan kecelakaan” yang bisa memicu krisis yang lebih luas.

Ketegangan antara Teheran dan Washington telah meningkat sejak pemerintahan Trump menarik diri tahun lalu dari kesepakatan nuklir internasional dengan Iran dan mulai meningkatkan sanksi. Awal bulan ini, Amerika Serikat memasukkan Garda Revolusi Iran (IRGC) ke dalam daftar hitam, dan meminta para pembeli untuk menghentikan pembelian minyak Iran pada Mei atau akan menghadapi sanksi.

AS yang memasukkan IRGC—organisasi keamanan paling kuat di Iran dengan taruhan besar dalam perekonomian—ke dalam daftar hitam, adalah pertama kalinya negara mana pun menyebut militer negara lain sebagai organisasi teroris.

Baca Artikel Selengkapnya di sini
 
Status
Not open for further replies.
Loading...

Thread Terbaru

Post Terbaru

Top