Protes Hong Kong Bisa Jadi Awal Pertikaian Besar Atas Taiwan

Status
Not open for further replies.

politik

New Member
Protes Hong Kong secara besar-besaran yang berhasil memukul mundur upaya cengkeraman China yang semakin dalam terhadap kota bekas koloni Inggris itu dianggap bisa menjadi awal mula pertikaian yang lebih besar atas Taiwan. Warga Taiwan telah secara gamblang menyatakan dukungan mereka untuk Hong Kong yang demokratis. Para pemimpin China mungkin merasa lebih khawatir atas dampak dari yang terjadi di Hong Kong terhadap apa yang dianggap negara itu sebagai salah satu provinsi yang tidak patuh: Taiwan.

Oleh: Joshua Keating (Slate)

Para pendukung demokrasi di Hong Kong mencatat kemenangan yang mengesankan dalam pertarungan jangka panjang mereka dengan Republik Rakyat China akhir pekan lalu, ketika Kepala Eksekutif Hong Kong pro-Beijing Carrie Lam, secara tak terbatas menangguhkan RUU ekstradisi yang kontroversial, dalam menanggapi protes massa di mana sebanyak satu juta orang turun ke jalan.

Ini adalah kemunduran yang menghancurkan bagi Lam, tetapi tidak bagi China dan pemimpinnya, Xi Jinping. Berkat kontrol informasi China yang ketat, hanya ada sedikit risiko kerusuhan menyebar ke daratan China. Dan walau para pemimpin China ingin mempercepat integrasi Hong Kong ke dalam sistem politik China, namun Hong Kong menjadi lebih terintegrasi secara ekonomi (dan secara fisik) setiap harinya, dan status semiotonomi khusus Hong Kong akan berakhir pada tahun 2047.

China telah menunggu sejak abad ke-19 untuk mengambil kendali penuh dari Hong Kong, dan China harus bersabar sedikit lebih lama.

Para pemimpin China mungkin merasa lebih khawatir atas dampak dari yang terjadi di Hong Kong terhadap apa yang dianggap negara itu sebagai salah satu provinsi yang tidak patuh: Taiwan.

Taiwan telah terlibat dalam putaran ketegangan terakhir di Hong Kong sejak awal. RUU ekstradisi itu diusulkan sebagai tanggapan terhadap kasus mengerikan di mana seorang pria Hong Kong berusia 19 tahun, Chan Tong-kai, mengaku mencekik pacarnya yang hamil Poon Hiu-wing, dan memasukkan tubuhnya ke dalam koper saat keduanya sedang liburan di Taiwan.

Chan kembali ke Hong Kong sebelum dia ditangkap, dan karena Hong Kong tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Taiwan, dia tidak dapat dikirim ke sana untuk menghadapi tuduhan pembunuhan. Dia justru diadili karena pencucian uang karena menggunakan kartu kredit Poon.

Baca Artikel Selengkapnya di sini
 
Status
Not open for further replies.
Loading...

Thread Terbaru

Top