Rupiah Kembali Menguat Dalam Sepekan Terakhir

Status
Not open for further replies.

csinfoindo1

New Member
Infoindo.id – Mata uang Indonesia rupiah terus menguat terhadap mata uang dunia dollar AS. Rupiah pun kembali berada di bawah Rp 15.000 per dollar AS.

Di pasar spot, data Bloomberg Rabu sore menunjukkan rupiah menguat 214 poin atau 1,45 persen menjadi Rp 14.590 per dollar AS.

Sementara pada kurs refernsi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah berada di posisi RP 14.764 per dollar AS, sangat baik dan menguat dibanding sebelumnya pada 14.891.

Piter Abdullah, selaku Direktur Riset Centre of Reform on Economics (CORE) menjelaskan, terdapat atau adanya beberapa faktor positif terhadap pasar sehingga memperkuat mata uang Indonesia.

Salah satu faktor positifnya yaitu yield atau yang lebih dikenal imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) yang sudah cukup tinggi dan cukup baik.

Imbal hasil obligasi 10 tahun pemerintah Indonesia yang menjadi patokan saat ini berada pada posisi 8,175 persen (cukup tinggi).

“Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia mencapai hingga 150 bps. Sementara kenaikkan Fed Fund Rate (FFR) hanya 100 bps menyebabkan spread yield SBN dibandingkan surat berharga di AS melebar,” pendapat Piter.

Piter menyebutkan, dengan nilai yield yang lebih tinggi, SBN pun dapat menjadi daya tarik. Sehingga dapat menarik para investor untuk berinvestasi di Indonesia.

Disamping itu, Piter juga menjelaskan, hal lain yang membuat rupiah menguat secara signifikan dalam beberapa hari belakangan ini.

Menguatnya Rupiah
Didorong adanya perkiraan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga sebesar sebelumnya yang pernah terjadi. Dengan adanya pertimbangan proyeksi inflasi AS yang akan terbendung,” imbuh Piter.

Mengenai hal lain terkait perang dagang. Dengan adanya pertemuan yang diselenggarakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.

Juga ikut memengaruhi stabilitas mata uang Indonesia, meskipun tidak menjanjikan hasil yang cukup baik.

Sehubungan dengan itu, Dody Budi Waluyo yang menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia telah mmenjelaskan.

Hasil pertemuan antara Donald Trump Presiden Amerika Serikat dan Xi Jinping Presiden China akan memberikan jalan keluar atau solusi yang positif. Terhadap ketegangan perdagangan yang telah terjadi di antara kedua negara adidaya tersebut dalam beberapa bulan terakhir ini.

“Semua berharap positif, semua berharap yang terbaik bagi Indonesia. Mengenai pertemuan antara Presiden Trump dengan Xi Jinping untuk memberikan paling tidak solusi yang positif.

Sehingga dampaknya juga positif kepada emerging currency, rupiah pun mengalami penguatan,” ujar Dody. Ketika ditemui awak media selepas acara Indonesia Risk Management Outlook 2019 di Jakarta, Selasa (6/11/2018).
 
Status
Not open for further replies.
Loading...
Top