Serius Mau Nikah Sambil Kuliah ?

Status
Not open for further replies.

hatmanet

New Member
Menikah memanglah adalah sisi dari fitrah seseorang manusia baik itu lelaki ataupun wanita. Serta adalah hal yang lumrah bila rekan-rekan yang masih tetap kuliah telah miliki keinginan untuk menikah. Menikah yang juga akan dibicarakan di sini yaitu karna hal yang lumrah bukanlah karna kecelakaan duluan sebelumnya menikah.
Kita kembali pada kajian, rekan-rekan yang masih tetap kuliah tapi telah menginginkan menikah, bagaimana baiknya?

Hadapi keadaan begini, pertimbangannya juga akan berlainan untuk tiap-tiap orang. Bergantung kesiapan mental serta finansial yang ada, penerimaan orangtua serta keluarga, beban kuliah di universitas juga lingkungan sosial sekitaran universitas. Oleh karenanya, tulisan ini juga akan memberi anjuran pada umumnya dengan anggapan kalau kuliah rekan-rekan adalah prioritas.

1. Baiknya, menunda pernikahan hingga mempunyai penghasilan

Anjuran pertama, baiknya menunda pernikahan rekan-rekan hingga mempunyai pendapatan sendiri. Terlebih ini lebih diutamakan untuk rekan-rekan yang lelaki. Karna lelaki miliki tanggung jawab untuk berikan nafkah serta menolong dengan finansial sang istri.

Kami anjurkan untuk mempunyai pendapatan, bukanlah pekerjaan. Karna konotasi bekerja diibaratkan telah gunakan seragam, masuk kantor serta miliki atasan. Namun mempunyai pendapatan tidak mesti mempunyai kantor serta seragam atau jam kerja. Apa sekali lagi jaman saat ini, cuma bermodal laptop rekan-rekan telah dapat peroleh pendapatan. Umpamanya jadi penulis buku atau novel. Jadi penulis freelance, design grafis dsb.

Terlebih bila plus jaringan internet, rekan-rekan telah dapat memperoleh pendapatan yang lebih hebat lewat affiliate program, jual on-line course atau system dropship.
Berapakah pendapatan yang dianjurkan? Tak ada angka atau nominal spesial. Tapi minimum cukup untuk makan berdua satu bulan, cost kontrakan atau kost serta angsuran SPP kuliah. Agar lebih enteng, rekan-rekan dapat menanti satu diantara lulus terlebih dulu, agar cost untuk SPP kuliah lebih enteng.
Jadi anjuran pertama yang kami sarankan, baiknya tunggulah hingga mempunyai pendapatan serta satu diantaranya lulus serta mempunyai pendapatan.

2. Menunda pernikahan, minimum hingga lulus kuliah.

Terkadang, mendapatan pendapatan mulai sejak masih tetap kuliah bukanlah perkara mudah. Tidak kebanyakan orang dapat mendapatkannya. Dapat karna kendala aktivitas kuliah, terbatasnya fasilitas transportasi atau argumen yang lain.
Untuk rekan-rekan yang belum juga memperoleh pendapatan sebelumnya kuliah, baiknya menunda pernikahan hingga keduanya betul-betul lulus. Supaya paling tidak, kita tidaklah perlu pikirkan cost serta beberapa pekerjaan kuliah.

Masalah cost kuliah jadi pertimbangan karna jangan pernah sesudah menikah kuliah jadi berantakan bahkan juga jadi DO (Drop Out). Walau sebenarnya semestinya kuliah jadi lebih semangat sesudah menikah. Prestasi serta nilai IPK dapat lebih terpacu karna ada yang menolong bila kesusahan serta menentramkan bila tengah stress dengan masalah universitas.

Tetapi bila rekan-rekan adalah pihak wanita, hal semacam ini tidaklah terlalu jadi problem, karna tidak bertanggungjawab untuk berikan nafkah serta cost hidup keluarga. Terkecuali bila nyatanya, rekan-rekan hamil saat masih tetap kuliah. Boleh-boleh saja sich. Tapi juga akan begitu kewalahan, meskipun dapat ambillah cuti kuliah. Meskipun berjanji berupaya supaya tidak hamil saat kuliah. Tapi, siapa tahan?!
Jadi, bila rekan-rekan masih tetap dapat menahan dorongan untuk menikah hingga memperoleh pendapatan serta lulus kuliah, itu insyaAllah yang terbaik. Bila tidak tahan, jadi minimum tunggu hingga lulus kuliah.

3. Tidak tahan, minimum hingga semester akhir kuliah.

Lagi, menahan tidak menikah hingga lulus kuliah adalah pilihan paling minimum, paling sangat terpaksa. Tapi pada keadaan serta pertimbangan spesifik, sah-sah saja sedikit bertoleransi, yakni menikah pada semester-semester akhir, seumpama mulai semester 6 ke atas.

Apa sajakah pertimbangannya?

Pertama, rekan-rekan telah betul-betul mempertimbangkan dari tempat mana cost makan, kontrakan serta cost kuliah di sisa semester yang juga akan ditempuh. Mempertimbangkan berarti betul-betul ada sumber biayanya, bukanlah masih tetap diupayakan atau masih tetap difikirkan. Ini bila rekan-rekan jadi pihak lelaki.

Ke-2, rekan-rekan mesti mempertimbangkan bagaimana bila nyatanya hamil saat kuliah belum juga usai. Meskipun dapat ditata atau dijauhi dengan beragam langkah serta cara. Tapi, siapa tahan?! Apa sekali lagi pengantin baru. Ini bila rekan-rekan jadi pihak wanita. Termasuk juga bagaimana bila mesti ambil cuti kuliah serta bagaimana menjaga bayi kalian. Diasuh sendiri, gantian, menyewa pengasuh atau dititipkan mertua?

Ke-3, beban studi telah tidaklah terlalu berat serta tidaklah terlalu seringkali ke universitas. Tujuannya supaya rekan-rekan, terlebih pihak lelaki mempunyai semakin banyak saat untuk mencari penambahan pendapatan. Terlebih untuk yang belum juga mempunyai pekerjaan tetaplah serta memenuhi.

Ke-4, keluarga lelaki serta wanita betul-betul mensupport rekan-rekan memutuskan itu. Ke-2 keluarga mesti mensupport supaya kesulitan-kesuitan yang keluar, baik masalah kuliah maupun yang lain bisa dibantu. Terlebih rekan-rekan yang mengambil keputusan selekasnya menikah pada saat kuliah adalah keluarga baru yang belum juga mempunyai pengalaman hadapi persoalan rumah tangga.

4. Tidak tahan juga, menikahlah. Tapi

Bila telah tidak tahan juga, kebelet banget nikah dari pada kuliah tidak karuan. Dari pada tergoda bertindak diluar batas moral serta agama. Bagaimana? Tidakkah rizki itu Allah yang mengatur?!

Ya telah. Bila rekan-rekan ngotot selalu serta meremehkan tiga anjuran saya terlebih dulu. Menikah sajalah. Karna bila telah tidak bisa mengatur diri, beresiko juga. untuk mempermudah dalam pernikahan nanti bisa saja gunakan jasa wedding organizer, karena bisa membantu mulai dari awal sampai dengan hari pernikahan.

Tapi, saya berpesan…
Istri atau suami, itu amanah atau titipan dari Allah SWT. Bukan hanya pelipur capek penghapus capek. Jadi, jadi tanggung jawab kita untuk melindungi amanah itu sebaik-baiknya. Melindungi bahkan juga menolong supaya bisa mencapai mimpi-mimpinya. Jangan pernah karna rekan-rekan memaksakan diri untuk selekasnya menikah, studi serta harapan pasangan kita jadi berantakan.

Lalu, rizki memanglah Allah yang mengatur. Tapi Allah mengatur sesuai sama sunnatullah (keadilan serta ketentuanNya). Allah cuma juga akan memberi rizki untuk hambaNya yang layak untuk di beri rizki. Serta pasti itu sepadan dengan keikhlasan, semangat, usaha keras serta doa rekan-rekan untuk menjemput rizki itu. Oleh karenanya, layakkan diri rekan-rekan untuk menjemput rizki itu.
 
Status
Not open for further replies.
Loading...

Thread Terbaru

Post Terbaru

Top