kang hade
New Member
NKRI dalam pandangan Gubernur NTB Zainul Majdi dengan kata lain Tuan Guru Bajang (TGB) , yaitu satu harga yang tidak dapat ditawar–tawar sekali lagi dalam kehidupan berbangsa serta bernegara.
Bicara masalah rencana negara khilafah. Pria yang merampungkan S1 sampai S3-nya di Kampus Al-Azhar, Kairo, Mesir, itu menyebutkan, didalam Alquran, tak ada bentuk khusus mengenai kekhalifahan. Menurutnya, kekhalifahan yaitu satu dari sebagian system pemerintahan yang sempat ada serta di kenal di kelompok Islam.
“Maka lalu ada system kekhalifahan nama pemimpinnya khalifah, ada system kesultanan dengan nama pemimpinnya sultan, ada system keemiran nama pemimpinnya amir, ada jumhuriyah republik nama pemimpinnya rois atau presiden, ” kata Zainul, yang umum disapa TGB, Senin (26/3/2018).
Ada pula, lebih TGB, system mamlakah kerajaan dengan nama pemimpinnya malik. “Itu semuanya ada serta berlangsung. Hingga kata kuncinya Islam tidak bicara mengenai satu bentuk negara dengan spesial namanya apa, tapi Islam tawarkan seperangkat nilai untuk membuat pemerintahan yang akuntabel serta kredibel yang mendatangkan kemaslahatan, ” kata TGB.
Nilai-nilai kepemimpinan itu yaitu wujudkan keadilan, bermusyawarah, atau asyura dalam berdemokrasi. Ada pula imparsialitas, yaitu semuanya pihak mesti diberlakukan sama di muka hukum. Itu semuanya dipraktikkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.
“Jadi bentuk (pemerintahannya apa) yang diambil cocokkan dengan kondisi yang paling mungkin saja yang dapat wujudkan kemaslahatan itu semuanya, ” jelas TGB.
Menurut TGB, system pemerintahan di Indonesia telah penuhi persyaratan itu. Dua dokumen metadata yuridis jadi bangsa, yaitu Pancasila serta pembukaan UUD 1945, itu jadi buktinya.
“Kalau kita lihat dua dokumen metayuridis jadi bangsa Pancasila serta pembukaan UUD. Pancasila sila 1 hingga 5 itu semua begitu Islami. Pembukaan alinea 3 demikian halnya, ” kata dia.
Jadi jargon NKRI harga mati itu telah pas?.
“Ya, NKRI itu yaitu bentuk konsensus kita yang paling baik. Istilahnya tidak dapat ditawar serta dengan itu kita dapat menghindari perpecahan, ” jawab TGB.
Bicara masalah rencana negara khilafah. Pria yang merampungkan S1 sampai S3-nya di Kampus Al-Azhar, Kairo, Mesir, itu menyebutkan, didalam Alquran, tak ada bentuk khusus mengenai kekhalifahan. Menurutnya, kekhalifahan yaitu satu dari sebagian system pemerintahan yang sempat ada serta di kenal di kelompok Islam.
“Maka lalu ada system kekhalifahan nama pemimpinnya khalifah, ada system kesultanan dengan nama pemimpinnya sultan, ada system keemiran nama pemimpinnya amir, ada jumhuriyah republik nama pemimpinnya rois atau presiden, ” kata Zainul, yang umum disapa TGB, Senin (26/3/2018).
Ada pula, lebih TGB, system mamlakah kerajaan dengan nama pemimpinnya malik. “Itu semuanya ada serta berlangsung. Hingga kata kuncinya Islam tidak bicara mengenai satu bentuk negara dengan spesial namanya apa, tapi Islam tawarkan seperangkat nilai untuk membuat pemerintahan yang akuntabel serta kredibel yang mendatangkan kemaslahatan, ” kata TGB.
Nilai-nilai kepemimpinan itu yaitu wujudkan keadilan, bermusyawarah, atau asyura dalam berdemokrasi. Ada pula imparsialitas, yaitu semuanya pihak mesti diberlakukan sama di muka hukum. Itu semuanya dipraktikkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.
“Jadi bentuk (pemerintahannya apa) yang diambil cocokkan dengan kondisi yang paling mungkin saja yang dapat wujudkan kemaslahatan itu semuanya, ” jelas TGB.
Menurut TGB, system pemerintahan di Indonesia telah penuhi persyaratan itu. Dua dokumen metadata yuridis jadi bangsa, yaitu Pancasila serta pembukaan UUD 1945, itu jadi buktinya.
“Kalau kita lihat dua dokumen metayuridis jadi bangsa Pancasila serta pembukaan UUD. Pancasila sila 1 hingga 5 itu semua begitu Islami. Pembukaan alinea 3 demikian halnya, ” kata dia.
Jadi jargon NKRI harga mati itu telah pas?.
“Ya, NKRI itu yaitu bentuk konsensus kita yang paling baik. Istilahnya tidak dapat ditawar serta dengan itu kita dapat menghindari perpecahan, ” jawab TGB.
Last edited by a moderator: