Berita Politik Hari Ini: 85.000 Anak Menjadi Korban Perang Yaman

Status
Not open for further replies.

Melly Triana

New Member


Dalam berita politik hari ini, setidaknya ada sekitar 85.000 anak-anak dan balita di negara Yaman yang meninggal dikarenakan penyakit dan kelaparan. Hal ini dimulai sejak pecah perang yang terjadi pada tahun 2015 di negara tersebut. Angka perkiraan tersebut didapatkan dari data kompilasi PBB yang sebelumnya pernah memperkirakan ada lebih dari 14 juta penduduk Yaman yang berisiko mengalami kelaparan.

Menurut Tamer Kirolos, direktur Save the Children di Yaman mengatakan, “Untuk setiap anak terbunuh oleh bom dan peluru, ada belasan lainnya yang kelaparan sampai meninggal dan itu sebenarnya bisa dicegah.”

“Anak-anak yang meninggal karena fungsi organ vital mereka menurun dan berhenti,” lanjutnya lagi

Bahkan masih menurut Tamer Kirolos, sistem kekebalan yang dimiliki oleh anak-anak tersebut sangat buruk dan mudah sekali terinfeksi oleh beberapa penyakit dan banyak di antara mereka yang bahkan sangat lemah meski hanya untuk menangis mereka tidak mampu. Yang paling memilukan adalah bahwa para orang tua hanya bisa menyaksikan anak-anak yang dikasihi merasakan kesakitan tanpa mereka bisa melakukan sesuatu untuk menolongnya.

Pelabuhan Hodeida, adalah pintu masuk dari 80 persen makanan impor serta bantuan ke Yaman. Pelabuhan ini bahkan telah diblokade oleh koalisi pimpinan Arab Saudi. Tamer Kirolos selaku direktur Save the Children terpaksa membawa pasokan melalui pelabuhan di bagian selatan Aden. Sayangnya hal ini justru memperlambat masuknya bantuan untuk para korban perang.

Save the Children juga melaporkan adanya peningkatan dramatis serangan udara yang terjadi di kota medan perang Hodeida. "Dalam beberapa pekan terakhir, ada ratusan serangan udara dan sekitar Hodeida sehingga membahayakan kehidupan sekitar 150.000 anak yang masih terjebak," ucap Kirolos. Save the Children mengajak agar ada tindakan konkret yang bisa dilakukan untuk mengakhiri pertempuran sehingga tidak ada lagi nyawa yang melayang akibat peperangan.

Ajakan tersebut disampaikan oleh Tamer Kirolos saat utusan PBB Martin Griffiths bersiap untuk mengadakan pembicaraan dengan para pemberontak di Sana'a. Telah diketahui, bahwa kelompok Houthi menguasai Sana'a pada penghujung tahun 2014, ketika para pemberontak ini juga menguasai Hodeida beserta pelabuhannya. Setahun kemudian, Arab Saudi bersama dengan sekutu-sekutunya ikut campur dalam perang untuk mendukung Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi.

www.matamatapolitik.com selalu mengabarkan berita politik hari ini mengenai segala kejadian yang tengah terjadi di Indonesia maupun di negara lainnya. Sebagai salah satu media informasi online, matamatapolitik mengabarkan berita secara berimbang dan terpercaya.
 
Status
Not open for further replies.
Loading...

Thread Terbaru

Top