politik
New Member
Mengikuti skala besar pemindahan Rohingya orang dari Myanmar pada 2017 paksa, Cox's Bazar, Bangladesh adalah sekarang lebih dari 900.000 Rohingya dan pemukiman pengungsi terbesar dan terpadat di dunia. Skala dan kecepatan yang Rohingya lari meninggalkan Myanmar belum pernah terlihat sejak Genosida Rwanda, dan Bangladesh dan stakeholder internasional telah ditinggalkan berjuang untuk mengatasi kebutuhan meningkat. Laporan ini membahas isu kapasitas dan saling melengkapi sebagai respon di Bangladesh yang berlangsung di minggu dan bulan-bulan setelah kedatangan pengungsi Rohingya pada 2017.
Sementara laporan ini berfokus pada Bangladesh, ini mengeksplorasi masalah yang terletak di dalam konteks kebijakan kemanusiaan yang lebih luas, termasuk lokalisasi. Sementara aktor setempat telah memainkan peran penting dalam aksi kemanusiaan dan wacana, KTT kemanusiaan dunia pada tahun 2015 dan dihasilkan Grand tawar-menawar ditandai titik balik dalam lokalisasi yang bergeser dari fokus diskusi untuk tujuan yang telah disepakati. Pertanyaan sentral yang terkait dengan lokalisasi agenda berputar di sekitar mengidentifikasi apa yang kapasitas yang diperlukan untuk menanggapi krisis kemanusiaan, yang memiliki itu, dan bagaimana internasional, nasional dan lokal stakeholder dapat memanfaatkan kapasitas ini dan bekerja sama dalam saling melengkapi.
Dalam laporan ini, kami berpendapat bahwa alih-alih berfokus pada penilaian teknis kapasitas dan kemitraan, perhatian yang lebih besar harus dibayar untuk faktor-faktor yang mengaktifkan atau merusak kapasitas di respon kemanusiaan (termasuk dana, persepsi risiko dan kepercayaan, dan politik). Laporan ini membahas isu-isu yang merupakan bagian dari perdebatan berkembang, dengan stakeholder lokal dan internasional yang masih mencoba untuk mencari tahu apa artinya untuk membuat aksi kemanusiaan ' lokal mungkin, internasional yang diperlukan ' dalam praktek.
Sementara laporan ini berfokus pada Bangladesh, ini mengeksplorasi masalah yang terletak di dalam konteks kebijakan kemanusiaan yang lebih luas, termasuk lokalisasi. Sementara aktor setempat telah memainkan peran penting dalam aksi kemanusiaan dan wacana, KTT kemanusiaan dunia pada tahun 2015 dan dihasilkan Grand tawar-menawar ditandai titik balik dalam lokalisasi yang bergeser dari fokus diskusi untuk tujuan yang telah disepakati. Pertanyaan sentral yang terkait dengan lokalisasi agenda berputar di sekitar mengidentifikasi apa yang kapasitas yang diperlukan untuk menanggapi krisis kemanusiaan, yang memiliki itu, dan bagaimana internasional, nasional dan lokal stakeholder dapat memanfaatkan kapasitas ini dan bekerja sama dalam saling melengkapi.
Dalam laporan ini, kami berpendapat bahwa alih-alih berfokus pada penilaian teknis kapasitas dan kemitraan, perhatian yang lebih besar harus dibayar untuk faktor-faktor yang mengaktifkan atau merusak kapasitas di respon kemanusiaan (termasuk dana, persepsi risiko dan kepercayaan, dan politik). Laporan ini membahas isu-isu yang merupakan bagian dari perdebatan berkembang, dengan stakeholder lokal dan internasional yang masih mencoba untuk mencari tahu apa artinya untuk membuat aksi kemanusiaan ' lokal mungkin, internasional yang diperlukan ' dalam praktek.
