Kenalan sama Cip Fleksibel Supercerdas dari ARM

Status
Not open for further replies.

Kukuh_03

New Member
Kenalan sama Cip Fleksibel Supercerdas dari ARM

Pada prinsipnya, makin mudah untuk mengubah suatu benda menjadi perangkat pintar: cukup tanamkan cip. Pada saat ini makin banyak benda-benda yang sudah dilengkapi dengan “kecerdasan”: mulai dari lampu, kamera CCTV, kunci, kulkas, dan perangkat rumah tangga lainnya.

Cip yang ditanamkan ke dalam semua perangkat ini memungkinkan kemampuan tambahan, misalnya pengendalian jarak jauh, pengaturan (misalnya dengan penjadwalan), dan sebagainya. Para insinyur juga saat ini sudah menanamkan sensor dan cip ke dalam berbagai benda lain. Pada umumnya, semua perangkat cerdas tersebut terhubung satu sama lain, atau dengan suatu peladen (server) yang berfungsi sebagai pengendali.

Teknologi seperti ini, yang disebut sebagai Internet of Things (IoT), sudah digunakan pada berbagai bidang, tidak hanya rumah pintar, tetapi juga industri, transportasi, dan pertanian.

Meskipun teknologi IoT sudah makin meluas, potensi penanaman cip di benda-benda lain bungkus makanan, pakaian, perban, dan lain-lain masih belum dieksplorasi dengan baik.

Salah satu masalahnya adalah benda-benda seperti ini mensyaratkan sirkuit elektronik yang lebih lentur (fleksibel) agar dapat diubah menjadi perangkat cerdas.

Dalam hal ini, penggunaan substrat silikon seperti yang biasa ditemukan dalam berbagai jenis perangkat pintar tidaklah layak. Alternatif lain seperti kertas, plastik, polimer, dan bahan-bahan lentur lainnya lebih sesuai. Berbagai komponen seperti sensor, LED (light-emitting diodes), memori, saat ini sudah dapat diciptakan dalam versi yang lebih lentur.

Namun, masih banyak insinyur yang kesulitan menciptakan mikroprosesor yang sesuai untuk benda-benda yang lentur. Penelitian dalam bidang ini masih terus dilakukan, salah satunya oleh ARM Limited, perusahaan yang lebih dikenal sebagai perancang cip untuk ponsel dan perangkat pintar lainnya.

Baru-baru ini ARM melaporkan penelitiannya tentang prosesor fleksibel ini di jurnal ilmiah Nature, dengan judul A natively flexible 32-bit Arm microprocessor. Artikel ini diterbitkan pada tanggal 21 Juli 2021 lalu.

Baca : Memaksimalkan Fungsi USB On the Go untuk Ponsel

Dalam artikel yang ditulis oleh John Biggs dan kawan-kawan ini, para peneliti dari ARM melaporkan keberhasilan mereka menciptakan prosesor arsitektur ARM 32 bit dalam bentuk cip yang terbukti lentur.

Prosesor ini, yang disebut sebagai PlasticARM, diciptakan dengan dari TFT (thin film transistor, atau transistor film tipis) dari bahan logam-oksida pada substrat yang lentur (polimida). Arsitektur yang digunakan adalah Cortex M0, yang sebelumnya sudah ditemukan pada berbagai produk mikrokontroler.

Meskipun versi Cortex M0 yang dipilih masih ultra-minimalis, kompleksitasnya disebutkan dua belas kali lebih kompleks dibandingkan dengan komponen elektronik bahan lentur yang paling canggih sebelumnya.

ARM menyebutkan bahwa prosesor PlasticARM ini menanamkan 39157 transistor (TFT) dan 17183 resistor, dengan clockspeed 29 kHz dan konsumsi daya 21 miliwatt (mW).

Prosesor ini didukung oleh RAM berkapasitas 128 byte dan ROM berkapasitas 456. Sebagai perbandingan, RAM pada komputer pribadi generasi awal berkisar antara 64 kilobyte sampai 640 kilobyte. Meskipun PlasticARM saat ini harus dilihat sebagai purwarupa, prosesor ini difabrikasi menggunakan fasilitas manufaktur komersial.

Selain itu, karena PlasticARM menggunakan arsitektur Cortex M0 yang sudah tersedia luas sebelumnya, prosesor ini dapat diprogram dengan perangkat lunak yang sudah ada. Dalam siaran persnya, ARM menyebutkan potensi penggunaan mikroprosesor seperti ini pada berbagai jenis penerapan. Beberapa contoh adalah sensor pintar, label pintar, serta bungkus pintar.

Produk yang ditanamkan dengan cip seperti ini bisa dilacak dengan lebih mudah, misalnya, agar dapat didaur ulang ketika masa hidupnya sudah habis. Menurut John Biggs, salah satu peneliti PlasticARM dan penulis utama artikel di Nature, penerapan terpenting mungkin di bidang kedokteran. Misalnya, teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk menciptakan sistem pemantauan kesehatan yang langsung dapat ditempelkan ke kulit pasien.

Sumber : Bisnisindonesia.id
 
Status
Not open for further replies.
Loading...

Thread Terbaru

Top