Siswa Harus Berdesakan Dalam Satu Kelas

Status
Not open for further replies.

Lentera

blogger amatir
Meskipun pendidikan di Indonesia dikembangkan dan terus dibenagi, namun di Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jabar, 100 siswa Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyyah (MDTA) Nahdlatul Ummah, terpaksa berdesakan dalam satu ruang kelas saat belajar.

Selain itu, masih banyak yayasan pendidikan islam di wilayah tersebut yang belum mendapat bantuan dari pemerintah baik daerah, provinsi maupun pusat, meskipun tingkat prestasi siswa dan sekolah cukup bersaing dengan sekolah negeri.

Ketua Yayasan Pendidikan Islam Nahdlatul Ummah Cipanas, Jamiludin, mengatakan, akibat kondisi tersebut, kegiatan pembelajaran sehari-hari kurang maksimal. Hal ini, kata dia, karena siswa harus berdesakan dalam satu ruangan dengan meubeler yang minim sehingga siswa sulit konsentrasi.

"Kurang maksimalnya sarana dan prasarana pendidikan berdampak pada pembelajaran. Seperti halnya yang terjadi di yayasan kami ini, kurangnya ruang kelas membuat siswa harus berdesak-desakan, sehingga konsentrasi siswa terganggu," katanya, Senin (5/9).

Dikatakan dia, minimnya bangku dan meja di setiap ruangan, membuat satu bangku diisi lima orang. Kondisi ini pun diperparah dengan sebagian kecil bangku dan meja yang sudah tidak layak pakai, masih dipaksakan untuk digunakan.

Meskipun minim sarana dan prasarana penunjang, kata Jamiludin, tidak mengurangi prestasi dan minat siswa untuk tetap menjalani proses belajar mengajar di sekolah tersebut. "Meskipun sarana dan pra sarana kurang, namun tidak mengurangi semangat siswa untuk belajar. Terbukti dari tahun ke tahun siswa yang masuk terus bertambah," katanya.

Dia berharap, agar pemerintah daerah dapat memperhatikan lembaga pendidikan agama yang ada di wilayah tersebut. "Harapan kami mendapat bantuan dari pemerintah, baik dari daerah maupun pusat karena meminta sumbangan dari orang tua hasilnya tidak maksimal," katanya.

Sumber berita
 
Status
Not open for further replies.
Loading...

Thread Terbaru

Top